Perhelatan pesta demokrasi melalui pemilihan kuwu pada tanggal 29 Oktober 2017 telah usai. Tentunya usai sudah semua emosi, dendam, pertikaian, cemoohan, hinaan, dan ejekan.
Hentikan semua itu karena tidak ada manfaatnya bagi kita.
Hentikan semua itu karena akan membuat luka di antara kita.
Hentikan semua itu karena akan membuat jurang di antara kita.
Kalah menang soal biasa, mari kembali untuk beraktivitas seperti sedia kala. Kembali untuk bekerja seperti biasa.
Meskipun waktu kita telah terbuang, tenaga kita terkuras, pikiran kita berputar, siang dan malam tak kenal lelah mencari dukungan, satu sama lain mempromosikan calonnya, berargumen dengan lawan, memperkuat barisan bersama dengan kawan itu adalah pilihan berdemokrasi.
Setiap orang boleh menentukan pilihannya masing-masing, tanpa beban. Siapa yang harus dipilih dan kenapa memilihnya itu adalah pilihan terbaik dan keputusan terbaik. Siapapun yang menang itu adalah kemenangan warganya, bukan kemenangan kelompok tertentu. Siapapun yang kalah hendaknya menerima kekalahannya dengan lapang dada dan yang menang agar merangkul yang kalah.
Saat ini kita berada pada kedewasaan berdemokrasi, jaga sebaik mungkin kedewasaan berdemokrasi ini sebagai wahana pembelajaran politik warga negara.
Setiap orang berhak untuk berbeda tapi bukan alasan munculnya permusuhan.
Perbedaan itu memperkuat persatuan, bukan memecah belah persatuan.
Salam, 30 Oktober 2017
Imam Sibaweh, M. Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar