Selasa, 25 Juni 2019

TUGAS MANDIRI MPI A/4 (SPMP)

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


Tugas ini adalah:

Coba ceritakan apa yang Anda lakukan di lokasi, dan apa yang ditemukan di tempat, apa keterkaitan jamur tiram dengan penjaminan mutu?

Selamat Bercerita..

35 komentar:

Unknown mengatakan...

Nama : WINDI

1. Yang dilakukan saya beserta teman-teman seperjuangan dilokasi tempat budidaya jamur tiram pak sutardi, atau biasa dipanggil pak tardi yang bertempat di sindanghayu adalah:
- Disana kami melihat-lihat secara langsung tempat budidaya jamur tiram, yang jujur ini sebuah pengalaman baru bagi kami, selain itu dilanjut sesi tanya jawab (wawancara) kepada pak tardi mengenai awal perjalanan karier beliau, yang dimana pada awalnya beliau menekuni usaha ternak ayam broiler, akan tetapi karena ketidakseimbangan antara pembelian bibit anak ayam dengan pakan dan harga daging ayam yang tidak pasti, kemudian menyebabkan berhentinya usaha ternak ayam broiler beliau pada tahun 2011.
Akan tetapi semua tidak membuat beliau putus asa dan kapok, kemudian beliau merubah kandang bekas peternakan ayam broiler untuk tempat usaha budidaya jamur, yang dimana pada awalnya beliau menanam jamur merang pada tahun 2012, dan merambah sampai membudidayakan jamur tiram sampai sekarang. Selain itu pak tardi pun menjelaskan mengenai tahap;tahap proses pembudidayaan jamur tiram itu sendiri, serta memberi tahu kemana saja alur tempat pemasaran jamur, dan tak lupa beliau memberi resep dan kunci keberhasilan usaha nya kepada kami semua, yang dimana kuncinya adalah (keberanian, perhitungan, kemauan, dan kemampuan).
2. Yang saya dan teman-teman temukan di tempat lokasi pembudidayaan jamur tiram pak tardi adalah :
Kami berjumpa seorang yang hebat dan menginspirasi pak sutardi namanya, selain itu dilokasi kami menemukan sederet jamur tiram yang tumbuh subur, selain itu terdapat pula bahan-bahan dan alat-alat untuk menanam dan memproduksi jamur tiram, yang dimana alat dan bahan yang saya ketahui seperti (serbuk kayu, dedek halus, jagung giling, dll).
Selain itu pun terpampang banner-banner yang dimana salah satunya berisikan pedoman alur proses pembudidayaan jamur tiram.
3. Kaitannya antara pembudidayaan jamur tiram dengan penjaminan mutu adalah:
Kita lihat dulu dari definisi penjaminan mutu, yang dimana penjaminan mutu merupakan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan.
Dan Tujuan dari penjaminan mutu itu sendiri adalah untuk memelihara dan meningkatkan suatu mutu dari produk yang diproduksi secara berkelanjutan, yang di mana dijalankan oleh suatu pengusaha atau pelaku untuk mewujudkan visi dan misinya, serta untuk mememuhi kebutuhan stakeholdersnya.
Dengan penjelasan definisi dan tujuan penjaminan mutu diatas, dapat dikaitkan dengan usaha pertanian jamur tiram pak tardi, dimana langkah pak tardi yang senantiasa menjaga kualitas (mutu) jamurnya yang dimana tersebar dipemasaran di berbagai daerah, yang senantiasa memperhatikan mutu dan kualitas serta kepercayaan pelanggan sampai sekarang usahannya tetap maju bahkan terus meningkat progres & eksistensinya didunia pertanian jamur tiram.
Selain itu beliau pun senantiasa menciptakan inovasi baru seperti memproduksi keripik jamur, kerupuk jamur dan baso jamur (menurut informasi yang saya peroleh), dimana langkah ini dilakukukannya untuk terus meningkatkan penjaminan mutu usahannya tersebut.
Dimana kunci keberhasilan penjaminan mutu adalah dengan mempertahankan konsistensi baik dari segi alat pembuatan sampai kualitas produk yang dihasilkan yakni jamur tiram.
Dengan ini dapat disimpulkan bahwa penjaminan mutu sangat perlu untuk diperhatikan sebagai syarat kunci keberhasilan suatu usaha dan program-programnya, dan penjaminan mutu akan selalu memiliki kaitannya dengan hal-hal disetiap kehidupan kita.

Nurul alfiyani mengatakan...

Nama: Nurul Alfiyani (1708109035)

1) Pada tanggal 27-04-19 tepatnya hari Sabtu saya dan kawan-kawan MPI 4A berkunjung ke tempat usaha jamur tiram milik BP Tardi yang beralamat di Jln raya Diponegoro, dusun pengambon RT/RW 01/01 , DS Sindang hayu kec Beber kab. Cirebon . Awalnya kami kebingungan dengan alamat tersebut namun kami berusah bertanya tanya kepada warga sekitar . Sesampainya di lokasi kami semua di sambut dengan senang hati oleh para pekerja dan BP Tardi beserta istrinya
2) Disana kami banyak sekali mendapatkan informasi dan motivasi dari Bp Tardi, beliau hanya lulusan S1 alias SD karena kesulitan dalam ekonomi beliau tidak melanjuti pendidikan selanjutnya, tetapi beliau berkeinginan kelak nanti anak-anak nya menjadi sarjana semua dan akhirnya ketiga anaknya kuliah semua, berkat doa dan usaha keinginan beliau tercapai.
Sebelum menjadi petani beliau seorang peternak ayam selama 17 tahun merasa tidak nyaman akhirnya beliau beralih profesi menjadi petani jamur sampai dengan sekarang. Seiring berjalannya waktu akhirnya beliau membuka lapangan pekerjaan untuk tetangganya khususnya para ibu-ibu, beliau berpikir daripada gosip/ghibah tidak mendapat apa-apa lebih baik terampil membuat dan mengolah jamur sehingga menghasilkan upah.
Modal awal usaha Bp Tardi yaitu meminjam uang sebesar 10jt ke bank BRI untuk membuat tempat budidaya jamur tiram seluas 10m, sisanya 3juta untuk modal membuat jamur tiram. Beliau berusaha mengumpulkan uang untuk memperluas tempat budidaya jamur tiram dengan cara beliau bekerja kembali sebagi petani dan peternak selama 4 bulan. Dengan demikian beliau bisa membuat tempat budidaya jamur tiram yang lebih luas seluas kurang lebih 35m. Jumlah pekerja ada 9 orang dengan sistem gaji borongan. Untuk omset perbulan dari hasil budidaya jamur tiram kurang lebih 30jt.
Untuk pemasaran masih dalam lingkup CIAYUMAJAKUNING . Tantangan dari usaha jamur tiram yaitu banyaknya permintaan konsumen tapi kurangnya produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi nya. Selain itu juga jamur tiram merupakan tanaman musiman biasanya beliau memproduksi jamur tiram sebanyak 27-30ton/tahunnya.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamur tiram seperti serbuk kayu, 2kg bekatul, jagung gilingan 1/2kg, 1/4 kapur tembok dan 60% air . Semua bahan dicampur dan digiling. Untuk mengetahui kadar air tersebut dapat dilihat dengan ciri menggumpal dan tidak mengeluarkan air sehingga menghasilkan serbuk kayu setelah itu dibungkus ditunggu sampai berwarna putih yang kemudian serbuk tersebut mengeluarkan jamur, dapat diprediksi sekitar 27hari lamanya. Harapan BP Tardi ialah bisa menghasilkan varian olahan jamur tiram yang menarik konsumen seperti hal nya pepes, baso , kripik dll. Dan juga berharap agar usahanya tetap berjalan dan jamurnya disukai oleh konsumen
3) keterkaitan jamur tiram dengan penjamin mutu menurut saya penjamin mutu merupakan proses penetapan/pemenuhan standar mutu secara konsisten dan berkelanjutan sehingga konsumen,produsen dan pihak lainny memperoleh kepuasan.
Kaitannya dengan usaha Bp Tardi yakni beliau selalu menjaga kualitas dan mutu usahanya bebeliau tidak ingin mengecewakan konsumen, usaha beliau tidak hanya membuat jamur saja beliau kreatif dalam usahanya seperti mengolah produksi jamur tiram menjadi makanan yang bervariasi seperti baso, kripik, pepes dll.

RITA RIZKIANA mengatakan...

NAMA : RITA RIZKIANA DEWI (1708109026)
Bapak Sutardi sudah memulai usaha budidaya jamur tiram selama 7 tahun yang berlangsung sejak 2012 sampai sekarang. Sebelum beliau merintis usaha budidaya jamur tiram beliau bekerja sebagai petani dan peternak ayam selama 17 tahun, bapak sutardi beralih ke usaha budidaya jamur tiram dengan alasan ingin mencari pengalaman baru dan ingin membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Pada awalnya tempat yang dijadikan sekertariat budidaya jamur tiram sebelumnya merupakan tempat ternak ayam yang dimodifikasi menjadi tempat budidaya jamur tiram. Beliau pernah mendapat pembelajaran mengenai budidaya jamur di Jogja, Lembang, dan Bandung. Sebelum mencoba membudidayakan jamur tiram beliau pernah mencoba membudidayakan jenis jamur merang, namun keadaan suhu dan cuaca didaerah tersebut tidak sesuai dengan jamur merang. Akhirnya bapak Sutardi lebih memilih jamur tiram dengan pertimbangan jamur tiram lebih murah dibandingkan dengan jamur merang, budidaya jamur merupakan usaha yang ramah lingkungan.
Pada tahun 2008 bapak Sutardi dikunjungi oleh Mr Kim dari Australia untuk memberikan program pembelajaran kepada para petani dengan mempelajari potensi yang terdapat di desa tersebut. Beliau dibimbing oleh dinas pertanian provinsi. Kemudian beliau ditarik di bidang kehutanan dikarenakan adanya peraturan presiden pada tahun 2015. Modal awal bapak Sutardi dalam usaha budidaya jamur tiram yaitu dengan cara melakukan pinjaman uang sebesar 10 juta ke Bank BRI untuk membuat tempat budidaya jamur tiram seluas 10 meter dan sisa uang dari peminjaman tersebut sebesar 3 juta. Lalu beliau berusaha mengumpulkan uang untuk memperluas tempat budidaya jamur tiram dengan cara bekerja kembali sebagai petani dan peternak selama 4 bulan. Dengan demikian, beliau bisa membuat tempat budidaya jamur tiram yang lebih luas seluas kurang lebih 35 meter. Jumlah pekerja budidya jamur tiram terdapat 9 orang dengan system gaji borongan. Untuk omset perbulan dari hasil budidaya jamur tiram yang dilakukan yaitu sebesar 30 juta.
Untuk pemasaran budidaya jamur tiram masih dilakukan dalam lingkup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya yaitu kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Brebes, dan Kuningan.Tantangan dari usaha budidaya jamur tiram adalah banyaknya permintaan konsumen tetapi kurang nya produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi. Cara menjaga kualitas produksi yaitu disesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan meyesuaikan konsumen dari jamur tiram, seperti hal nya diwaktu bulan puasa adanya peningkatan konsumen. Akan tetapi, menjelang lebaran permintaan menurun dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang mudik. Selain itu, jamur merupakan tanaman musiman, maka dari ada bulan-bulan tertentu yang mengalami penurunan produksi. Bapak Sutardi bisa mengasilkan jamur tiram sebanyak 27- 30 ton jamur tiram per tahunnya.
Berikut ini cara membuat jamur tiram adalah sebagai berikut:
• 1 karung serbuk kayu
• 2 kg dedek halus
• ½ kg jagung giling
• ½ kg kapur tembok
Sistem penjaminan mutu sebagai pondasi dasar sebuah perusahaan adalah beberapa standar tertentu yang harus dipenuhi agar sebuah perusahaan menjadi layak untuk dijalankan dan terus berdiri. Bagi sebuah perusahaan, jaminan mutu merupakan dasar yang wajib untuk diterapkan. Apabila membicarakan mengenai sistem penjaminan mutu, maka bagi sebuah perusahaan hal itu tak dapat dipisahkan dari kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Menjaga kualitas sebuah perusahaan tak dapat berhenti hingga penjagaan kualitas produk saja. Penjaminan mutu dalam pertanian jamur tiram dapat diterapkan pada kualitas SDM atau Sumber Daya Manusia yang terdapat dalam usaha pembudidayaan jamur tersebut juga harus benar-benar dipikirkan dan selalu dijaga kualitasnya. Karena SDM yang berkualitas pun akan menghasilkan berbagai jenis produk yang berkualitas, baik itu berupa barang maupun berupa jasa. Menjaga mutu perusahaan dan menjadikan hal tersebut sebagai dasar untuk memajukan sebuah perusahaan..

siti julaekha mengatakan...

NAMA : SITI JULAEKHA ( 1708109031 )
OBSERVASI BUDIDAYA JAMUR TIRAM
di Desa Sindang Hayu Beber

Pada tanggal 27 April 2019 kami mahasiswa Manajemen Pendidikan Islam A semseter 4 melakukan kunjungan observasi demi memenuhi tugas UAS dan tugas mandiri Mata kuliah Sistem Penjamin Mutu, kami mengunjungi seorang petani budidaya jamur tiram disalah satu wilayah di kota Cirebon yang telah sukses dalam bidang pertanian yaitu bapak Sutardi. Disana kami melakukan sesi wawancara dan tanya jawab dengan beliau, dan juga kami di ajak melihat dan megenal bagaimana cara mengolah bahan- bahan untuk memproduksi jamur dari awal pembuatan pupuk hingga peremajaan jamur tiram.
Bpk. Sutardi, adalah petani yang telah sukses melebarkan karirnya di usaha budidaya jamur tiram di daerah Beber Cirebon Jawa Barat. Padaal dulu, beliau adalah seorang peternak ayam boiler sejak tahun 2000 hingga tahun 2007. Pada tahun 2008 beliau sempat didatangi oleh Mister Kin seseorang dari Australia yang membawa suatu program FEATI ( Farmer Empowerment Through Agricultural Techlonogy and Information ) yang dibiayai oleh bank dunia untuk para petani untuk mengembangkan potensi desanya masing- masing. Beliau pernah disekolahkan ke Yogyakarta, Cianjur, Bandung untuk mempelajari semua hal tentang produk pertanian, maka dipilihlah oleh beliau untuk mulai membudidayakan jamur merang yang bermediakan jerami.
Namun, ketika sudah melakukan pembudidayaan jamur merang dirasa tidak cocok dengan cuaca dikawasan tersebut yang sejuk. Lalu beralihlah beliau ke jamur tiram yang dirasa cocok dengan cuaca dan suhu di kawasan tersebut yang sejuk karena berjarak 8 kilometer dari kaki gunung Ciremai, jika dibandingkan dengan jamur merang yang hanya cocok tumbuh di suhu diatas 30 derajat atau di kawasan bibir pantai dan jika jamur merang berada pada suhu dingin maka jamur merang akan berwarna hitam.
Mulailah beliau menekuninya di tahun 2012 lalu, bukan hanya karena cuaca tetapi juga menurut beliau membudidayakan jamur tiram adalah usaha yang ramah lingkungan yakni tidak bau, tidak terdapat kremi seperti usaha ternak ayamnya dulu, dan limbah yang dihasilkan dapat didaur ulang menjadi bahan untuk proses mengolah jamur tiram itu sendiri serta berkat usaha budidaya ini beliau dapat memberdayakan warga sekitar untuk ikut dalam pengolahan tertutama ibu- ibu rumah tangga untuk turut serta membantu usaha budidaya jamur ini dengan membuat media beg log ( campuran serbuk kayu, kapur, dedak dan bahan lain ), yang dihargai Rp. 100/ bungkus.
Keputusan beliau beralih ke jamur tiram juga karena dari skala harga jamur merang lebih mahal sekitar Rp. 32.000/ kg dibandingkan dengan jamur tiram yang hanya Rp. 12.000/ kg. Sehingga kurangnya minat masyarakat, sedangkan jamur tiram sendiri lebih mudah diolah dan harga pasarnya pun lebih murah dibanding jamur merang serta memiliki berbagai varian pengolahan pada jamur tiram bisa di olah menjadi bakso, kripik, krupuk, pepes, sate dan lainnya.
Untuk kepentingan pasar beliau memiliki prinsip “ ku tahu yang kau mau ” karena jika masyarakat/ konsumen tidak mampu membeli jamur merang yang dirasa cukup mahal maka jamur tiram yang lebih murah adalah pilihan terbaik.
Pemasaran jamur tiram baru di sekitar wilayah tiga Cirebon yaitu Cirebon, Kuningan, Majalengka, Indramayu dan Brebes. Omzet yang telah didapat oleh beliau di budidaya jamur tiram ini yakni sekitar 30 juta perbulan jika diglobalkan. Prospek untuk kedepannya beliau ingin budidaya jamur ini berkembang dengan baik tidak stagnan, serta bisa memproduksi sendiri olahan jamur tiram siap saji dikarenakan beliau masih kesulitan untuk membuat produk- produk jadi dari jamur serta beliau berharap dapat merekrut banyak karyawan tetap yang bekerja ditempatnya karena sampai saat ini karyawan tetap yang bekerja baru 1 orang.

Unknown mengatakan...

KHUSNUL KHOTIMAH
1708109020

Apa yang anda lakukan dilokasi?
Yang kami lakukan adalah mendengarkan pemaparan selama berlansungnya kegiatan interview antara kami (Mahasiswa MPI 4A) dengan narasumber (Bpk. Sutardi) seusai sholat dzhuhur, yang diawali dengan pemaparan dan penjelasan mengenai pembudidayaan jamur tiram yang dilanjutkan dengan tanya jawab. Dengan harapan terdapat saran dan kritik dari mahasiswa mengenai usaha Budidaya Jamur Tiram tersebut (Bpk. Sutardi). Berikut ini pemaparan dan penjelasan yang telah disampaikan oleh Bapak Sutardi dan jawaban dari pertanyaan atau wawancara. “ Bapak sutardi adalah seoramg peternak ayam dan petani. Beliau mulai usaha budidaya jamur tiram sejak 2012 yang berlangsung sampai sekarang selama 7 tahun. Sebelum beliau merintis usaha budidaya jamur tiram beliau bekerja sebagai petani dan peternak ayam selama 17 tahun, bapak sutardi beralih ke usaha budidaya jamur tiram dengan alasan ingin mencari pengalaman baru, adanya rasa bosan terhadap usaha ternak ayam dan ingin membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar. Anggapan beliau terhadap usaha budidaya jamur adalah usaha yang ramah lingkungan, karena tidak menggagu masyarakat sekitar melainkan menguntungkan masyarakat yang tidak memilliki pekerjaan.
2. Apa yang anda temukan dilokasi?
Yang saya dapatkan di lokasi adalah menegtahui cara membuat jamur tiram. Berikut ini cara membuat jamur tiram adalah sebagai berikut:
1 karung serbuk kayu
2 kg dedek halus
½ kg jagung giling
½ kg kapur tembok
Kemudian bahan-bahan tersebut diolah dengan campuran air sebanyak 60%, untuk megetahui kadar air tersebut dapat dilihat dengan ciri menggumpal dan tidak mengeluarkan air sehingga menghasilkan serbuk kayu. Serbuk kayu yang sudah dibungkus ditunggu sampai berwarna putih yang kemudian serbuk tersebut mengeluarkan jamur. Dapat diprediksi sekitar 27 hari. Harapan kedepan Bapak Sutardi terhadap budidaya jamur adalah dapat menghasilkan varian olahan jamur tiram seperti: pepes jamur, baso jamur, kerupuk jamur, dan lain-lain dengan merk “POPOROSE”, dan bisa memperluas wilayah untuk pemasaran produk-produknya tersebut.
Keterkaitan antara jamur tiram dengan penjaminan mutu dapat dilihat dari pada kualitas SDM atau Sumber Daya Manusia yang terdapat dalam usaha pembudidayaan jamur tersebut. Karena SDM yang berkualitas pun akan menghasilkan berbagai jenis produk yang berkualitas, baik itu berupa barang maupun berupa jasa. Menjaga mutu perusahaan dan menjadikan hal tersebut sebagai dasar untuk memajukan sebuah perusahaan. Penjagaan kualitas tersebut wajib untuk diterapkan semenjak penerimaan karyawan. Hal tersebut juga telah menjadi salah satu butir dalam hal penjagaan kualitas dan mutu produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Dari waktu ke waktu, hal itu wajib untuk dijaga dan selalu dijadikan sebagai dasar agar perusahaan dapat semakin maju dan memiliki mutu yang semakin meningkat. Meskipun tak dapat dicapai dalam waktu yang singkat, namun beberapa hal tersebut sangat mungkin untuk diwujudkan dalam sebuah perusahaan. produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi. Begitu pun dapat dilihat dari cara menjaga kualitas produksi yaitu disesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan meyesuaikan konsumen dari jamur tiram, seperti hal nya diwaktu bulan puasa adanya peningkatan konsumen.

Unknown mengatakan...

Nama : Khoridatul Bahiyah
NIM : 1708109005
Jurusan/smtr : MPI A/4
Pada tanggal 27 April 2019 saya dan teman-teman kelas melakukan observasi ke tempat budi daya jamur yang berada di desa sindanghayu. Bapak Sutardi merupakan sosok pengusaha yang memiliki sifat pantang menyerah, gigih dan mau mencoba. Usaha budi daya jamur tiram ini terletak di Jln Raya Diponogoro, Dusun Pengampon, RT/RW. 001/001 Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Bapak Sutardi memulai usaha jamur tiram itu selama tujuh tahun yang berlangsung dari tahun 2012 sampai sekarang. Sebelum memulai usaha jamur tiram bapak Sutardi bekerja sebagai petani dan peternak ayam broiler selama 17 tahun. Setelah ternak ayam dirasa mulai menurun bapak Sutardi mulai mencoba bisnis budi daya jamur yang dimana beliau pada awalnya menanam atau membudi daya jamur merang terlebih dahulu selama setahun, namun keadaan cuaca dan suhu didaerah tersebut tidak sesuai dengan jamur merang yang harusnya di budidaya ditempat yang suhu nya tidak terlalu dingin. Kemudian pada tahun 2012 mencoba mengganti budidaya jamur merang dengan jamur tiram yang dimana budidaya jamur tiram ini merupakan usaha yang ramah lingkungan karena tidak mencemari lingkungan, dan tidak bau, Alhamdulillah dari tahun ketahun budidaya jamur tiram semakin meningkat.
Pada tahun 2008 beliau dikunjungi oleh Mr. Kim yang berasal dari Negara Australia untuk memberikan pembelajaran kepada para petani dengan cara mempelajari potensi yang terdapat didaerah tersebut. Beliau juga dibimbing oleh dinas pertanian provinsi Jawa Barat. Modal pertama menurut bapak Sutardi adalah kemampuan dan kemauan, selain itu beliau juga meminjam modal kepada bank BRI sebesar 10 juta. Pinjaman ini dilakukan untu membuat tempat budidaya jamur tiram seluas 10 meter.
Pemasaran budidaya jamur tiram ini masih dilakukan disekitar wilayah ciayumajakuning yaitu Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Tantangan yang dihadapi bapak Sutardi yaitu banyaknya permintaan konsumen tetapi kurangnya jumlah produksi hal ini dikarenakan untuk pemprosenan budidaya jamur membutuhkan waktu yang lumayan lama. Untuk menjaga kualitas produksi, bapak Sutardi menyesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan menyesuaikan konsumen dari jamur tiram tersebut.
Adapun beberapa cara pembuatan Jamur Tiram diantaranya sebagai berikut :
1. 1 karung serbuk kayu
2. 2 kg dedak halus
3. ½ kg jagung giling (bibit jagung dari f0-f2 yang dicampur)
4. ½ kg kapur tembok
Kemudian dicampurkan semua bahan dengan air sebanyak 60% untuk mengetahui kadar air tersebut dapat dilihat dengan cara menggumpal dan tidak mengeluarkan air sehingga bisa menghasilkan serbuk kayu. Serbuk kayu yang sudah dibungkus dituggu atau didiamkan sampai berwarna putih sehingga dapat mengeluarkan jamur kira-kira sekitar 27 hari untuk bisa serbuk kayu tersebut mengeluarkan jamur. keterkaitan jamur tiram dengan penjaminan mutu yaitu dalam SPMP terdapat 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang harus dipenuhi yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana prasarana dan standar pembiayaan. Dimana fungsi dari Standar Nasional Pendidikan ini adalah sebagai dasar dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas. Sedangkan tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat. Tidak hanya didalam lembaga pendidikan saja tetapi di sebuah pertanian juga bisa menerapkan standar sistem pertanian seperti di pertanian jamur tiram agar sistem penjamin mutu nya meningkat serta bertujuan agar menghasilkan produksi yang lebih baik dan berkualitas. Hal ini terlihat ketika mang Tardi sangat menjaga hasil produk jamur tiram, beliau tidak ingin membuat konsumennya kecewa dengan hasil produksinya.


Unknown mengatakan...

Nama : Dini Eka Sabrina
NIM : 1708109010
Jurusan/smtr : MPI A/4
Pada hari Kamis, 27 April 2019 saya dan teman-teman kelas melakukan study lapangan kepada seorang wirausaha budidaya jamur tiram yaitu Bapak Sutardi yang beralamat di Desa Sindanghayu Kec. Beber Kab. Cirebon. Berikut merupakan data yang saya peroleh dari hasil wawancara dengan Pak Sutardi.
Bapak sutardi merupakan seorang wirausaha dengan latar pendidikan lulusan SD tidak menutup kemungkinan Pak Sutardi untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses di dalam usahanya, sebelum memulai bisnis jamur, sebelumnya Pak Sutardi merintis bisnis ternak ayam, lebih spesifiknya ayam broiler selama 17 tahun, modal pertama yaitu dengan pinjaman ke bank BRI senilai 10 juta. Setelah bisnis ternak ayam dirasa mulai menurun Pak Sutardi mencoba memulai bisnis jamur, pak Sutardi menanam jamur merang selama satu tahun lamanya. Kemudian pada tahun 2012 Pak Sutardi mencoba untuk menganti jamur merang dengan jamur tiram karena dirasanya harga jamur tiram lebih murah dibanding jamur merang. Omset yang diperoleh Pak Sutardi perbulannya berkisaran 30 juta rupiah, dan sistem gaji borongan, persatu bungkus dihargai 100 perak, dan untuk gaji pegawai satu bulannya berkisaran 2.100.000 juta rupiah. Untuk rezeki harian, berasal dari bisnis jamur, rezeki bulanan dengan adanya pengelolaan sampah, rezeki tahunan yakni dengan bisnis ternak, dan untuk rezeki jangka 5-10 tahun dengan bisnis menanam pohon.
Pada tahun 2008 Pak Tardi didatangi oleh Mr.team dari Australia dari Bank Dunia yang memiliki program di Indonesia yaitu program pembelajaran bagi petani untuk bisa melihat potensi yang ada di desa masing-masing yang membuat beliau bangga dengan kedatangan Mr.team dari Australia tersebut. Untuk lebih mendalami ilmu pertanian Pak Sutardi pernah disekolahkan ke Jogja, Lembang, Cianjur untuk mempelajari bagaimana bisnis jamur. Dari disekolahkannya itu Pak Sutardi lebih memilih bisnis jamur tiram dibanding bisnis lain karena, bisnis jamur tiram memiliki macam-macam (varian) dibandingkan jamur lainnya selain jamur tiram, selain itu bisnis jamur tiram merupakan usaha yang ramah lingkungan, karena tidak mencemari lingkungan, dan tidak bau.
Untuk pembimbing dalam mengembangkan usaha jamur Pak Sutardi adalah Dinas Pertanian yang membimbingnya pada awal pertama bisnis berjalan, selain dari Dinas Pertanian ada juga dari Dinas Perhutanan Provinsi, Pak Tardi juga mempunyai 9 orang yang membantu dalam melancarkan usahanya yang dimana mayoritas itu dari ibu-ibu, yang membantu dalam proses packing. Untuk pemasaran budidaya jamur tiram masih dilakukan dalam lingkup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya yaitu kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Brebes, dan Kuningan.
Berikut bahan dalam pembuatan jamur tiram yaitu sebagai berikut :
1 karung serbuk kayu
2 kg dedek halus
½ kg jagung giling
½ kg kapur tembok
Adapun cara dalam pembuatan jamur tiram yaitu sebagai berikut :
untuk proses penanaman/pencampuran jamur, yakni 1 karung serbuk kayu
kemudian ditambah 2kg dedek halus, ditambah 1/2 kg jagung giling ((bibit jagung dari f0-f2 yang kemudian dicampur)) 1/2 kg kapur
kemudian air kurang lebih 60%. Untuk tempat jamur akan tumbuh sesuai dengan kondisi suatu tempat, karena jamur tiram tidak cocok dibudidayakan di daerah yang memiliki suhu panas). Untuk proses kukus untuk menghilangkan jamur liar yang dapat merusak pertumbuhan bibit jamur yakni berlangsung selama 27 hari.
keterkaitan jamur tiram dengan penjaminan mutu yaitu Sistem manajemen mutu sebagai pondasi dasar sebuah perusahaan adalah beberapa standar tertentu yang harus dipenuhi agar sebuah perusahaan menjadi layak untuk dijalankan dan terus berdiri. Bagi sebuah perusahaan, jaminan mutu merupakan dasar yang wajib untuk diterapkan. Dalam usaha budidaya jamur tiram sistem penjaminan mutu sangat diperlukan karena hal ini bisa memberikan dampak positif terhadap hasil produksi selain itu juga bisa memberikan hasil yang lebih baik lagi karena itu penjaminan mutu memiliki keterkaitan dengan usaha budidaya jamur tiram.





Unknown mengatakan...

Nama : Nurul Nurhasanah
1708109014
MPI A / 4
Pada tanggal 27 April 2019 saya melakukan observasi dan mengunjungi seorang budidaya jamur tiram disalah satu wilayah di kabupaten Cirebon yang telah sukses dalam bidang pertanian yaitu bapak Sutardi. Disana kami melakukan sesi wawancara dan tanya jawab dengan beliau, dan juga kami di ajak untuk megenal bagaimana cara mengolah bahan- bahan untuk memproduksi jamur dari awal pembuatan pupuk hingga peremajaan jamur tiram. Berdasarkan hasil wawancara bersama bapak Sutardi di Sekertariat Paguyuban Jamur Tiram Jawa Barat yang beralamat di Jln Raya Diponogoro, Dusun Pengampon, Rt/Rw: 001/001 Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, Kab Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Bapak Sutardi sudah memulai usaha budidaya jamur tiram selama 7 tahun yang berlangsung sejak 2012 sampai sekarang. Sebelum beliau merintis usaha budidaya jamur tiram beliau bekerja sebagai petani dan peternak ayam selama 17 tahun. Beliau pernah mendapat pembelajaran mengenai budidaya jamur di Jogja, Lembang, dan Bandung. Pada tahun 2008 bapak Sutardi dikunjungi oleh Mr Kim dari Australia untuk memberikan program pembelajaran kepada para petani dengan mempelajari potensi yang terdapat di desa tersebut. Beliau dibimbing oleh dinas pertanian provinsi. Modal awal bapak Sutardi dalam usaha budidaya jamur tiram yaitu dengan cara melakukan pinjaman uang sebesar 10 juta ke Bank BRI untuk membuat tempat budidaya jamur tiram seluas 10 meter dan sisa uang dari peminjaman tersebut sebesar 3 juta. Beliau memperluas tempat budidaya jamur tiram dengan cara bekerja kembali sebagai petani dan peternak selama 4 bulan. Dengan demikian, beliau bisa membuat tempat budidaya jamur tiram yang seluas 35 meter. Jumlah pekerja budidya jamur tiram terdapat 9 orang dengan system gaji borongan. Untuk omset perbulan dari hasil budidaya jamur tiram yang dilakukan yaitu sebesar 30 juta. Untuk pemasaran budidaya jamur tiram masih dilakukan dalam lingkup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya. Tantangan dari usaha budidaya jamur tiram adalah banyaknya permintaan konsumen tetapi kurang nya produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi. Cara menjaga kualitas produksi yaitu disesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan meyesuaikan konsumen dari jamur tiram, seperti hal nya diwaktu bulan puasa adanya peningkatan konsumen. Selain itu, jamur merupakan tanaman musiman, maka dari ada bulan-bulan tertentu yang mengalami penurunan produksi. Bapak Sutardi bisa mengasilkan jamur tiram sebanyak 27- 30 ton jamur tiram per tahunnya. Adapun bahan membuat jamur tiram adalah sebagai berikut:
- 1 karung serbuk kayu
- 2 kg dedek halus
- ½ kg jagung giling
- ½ kg kapur tembok
Kemudian bahan-bahan tersebut diolah dengan campuran air sebanyak 60%, untuk megetahui kadar air tersebut dapat dilihat dengan ciri menggumpal dan tidak mengeluarkan air sehingga menghasilkan serbuk kayu. Serbuk kayu yang sudah dibungkus ditunggu sampai berwarna putih yang kemudian serbuk tersebut mengeluarkan jamur. Dapat diprediksi sekitar 27 hari. Harapan kedepan Bapak Sutardi terhadap budidaya jamur adalah dapat menghasilkan varian olahan jamur tiram seperti: pepes jamur, baso jamur, kerupuk jamur, dan lain-lain dengan merk “POPOROSE”, dan bisa memperluas wilayah untuk pemasaran produk-produknya tersebut.
Keterkaitan jamur tiram dengan penjaminan mutu adalah bahwa membudidaya jamur tiram supaya mendapatkan hasil yang bermutu atau hasil yang baik, yang harus memperhatikan komponen-komponen dalam proses pembuatan jamur tiram tersebut, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Tardi. Dengan proses tersebut maka akan menghasilkan jamur tiram yang baik dan bermutu. Sama halnya dengan sistem Penjamin mutu pendidikan adalah bagaimana sistem pendidikan ini harus diperhatikan secara baik-baik mulai dari perencanaan, pengorganisasian, strategi dan proses pendidikan yang sebaik mungkin supaya dapat menghasilkan peserta didik yang bermutu dalam proses pembelajarannya, sehingga output yang dihasilkan dapat memenuhi standar kelulusan yang telah ditentukan.

Unknown mengatakan...

Nama : Olivia Pramesti
Nim. : 1708109003
MPI-A/4


Pada tanggal 27 April 2019 saya dan teman-teman MPI A-4 melakukan observasi dan mengunjungi seorang budidaya jamur tiram disalah satu wilayah di kabupaten Cirebon yang telah sukses dalam bidang pertanian yaitu Bapak Sutardi.
Bapak Sutardi, warga Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, budidaya jamur tiram dikenal di berbagai daerah. Bahkan, bapak yang hanya lulusan SD, banyak meraih penghargaan dalam pengelolaan budidaya jamur tiram. Pak Sutardi mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan Lc, tanggal 6 Mei 2018 di Gedung Sate dengan kategori pengelolaan budidaya jamur tiram.

Pak sutardi sebelum memulai usaha jamur tiram, beliau usaha ayam sejak tahun 2000 hinggq 2007. Di tahun 2007, ada program FEATI (farmer empowerment through agricultural technology and information) yang dibiaya oleh bank dunia untuk budidaya jamur merang.
Usaha jamur merang tidak bertahan lama karena suhu atau cuaca kurang bagus. Akhirnya, beliau beralih ke jamur tiram. Dan mulai menekuni secara fokus tahun 2012 lalu, usaha jamur tiram yang berdiri di lahan pribadi seluas 600 meter itu, mampu menghasilkan satu kuintal jamur setiap panennya. Panen setiap hari, bahkan panen satu hari bisa mencapai 2 kuintal.

Menurutnya, market jamur tiram saat ini masih di wilayah Cirebon dan Indramayu. Meski demikian, omset perhari dari hasil panen jamur di angka Rp 800 ribu-Rp 900 ribu. Sementara penjualan jamur tiram sendiri Rp 10 ribu/kg. Harga Rp10 ribu itu harga petani, sedangkan harga pasar bisa di angka Rp14-17 ribu. Omset yang menjanjikan lagi, ketika jamur tiram ini dibuat sate. Sebab, per tusuk dihargai Rp 800. Pak sutardi jual Rp 800 untuk sate per tusuknya.

Beliau mengaku, usaha yang sudah berjalan selama tujuh tahun ini hanya mempunyai karyawan tetap satu orang, sementara tenaga lepas dan borongan ada enam orang. Untuk mengembangkan usaha ini, dirinya sangat tertatih-tatih. Sebab, perlu dana besar. Meski demikian, beliau merasa bersyukur karena sudah bisa mempekerjakan warga sekitar dengan mengais rezeki di usaha jamur tiram. Kalau ada bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi dan daerah, beliau akan mengembangkan usaha ini agar masyarakat desa ikut sejahtera.
Namun Bagaimana sih cara budidaya jammur sehingga menghasilkan jamur dengan kualitas tinggi dan memiliki rasa yang enak serta bermanfaat?
Hal pertama yang dilakukan adalah pembuatan media tanam jamur yaitu Baglog, Baglog berasal dari Serbuk gergaji yang dicampur dengan jagung,dedek, dan kapur. Pengisian Baglog ke dalam plastik ini harus padat karena nantinya akan berpengaruh pada jumlah panen yang dihasilkan. Setelah membuat media tanam berupa baglog ,selanjutnya baglog akan melalui proses pengukusan.

Proses pengukusan baglog ini menggunakan alah steamer. Dalam proses pengukusan ini memakan waktu selama kurang lebih 8 jam pengukusan. Tahap selanjutnya setelah pengukusan adalah pembibitan. Setelah melalui proses pembibitan, baglog akan dipindahkan kedalam ruangan khusus yang disebut kumbung. Kumbung dibuat tertutup karena jamur harus dijaga kelembabannya Semakin banyak cahaya yang masuk maka akan berpengaruh pada tingkat kelembaban baglog. Perlu diingat bahwa habitat jamur adalah tempat yang lembab. Maka untuk melakukan budidaya jamur, perlu memastikan bahwa tempat yang akan di gunakan memiliki kelembaban yang cukup agar menghasilkan jamur yang berkualitas dan memiliki cita rasa yang lezat.
Proses perawatan jamur tiram ini cukup mudah yaitu dengan memastikan kadar air yang cukup pada Baglog, tidak boleh terlalu kering ataupun basah. Penyiraman baglog dilakukan 2 kali jika dibutuhkan, pada pagi dan sore hari. Yang terpenting adalah sering memeriksa kadar air pada baglog. Bahwa membudidaya jamur tiram supaya mendapatkan hasil yang bermutu atau hasil yang baik, yang harus diperhatikan adalah komponen-komponen dalam proses pembuatan jamur tiram tersebut.

Luqyanasalsabila mengatakan...

Nama : Luqyana salsabillah
NIM : 1708109027


1. Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan pada tanggal 27 april 2019 di desa beber, kecamatan sindanghayu kabupaten cirebon bahwa bapak sutardi merupakan pengusaha jamur tiram yang sudah banyak dikenal di kalangan masyarakat luas. Beliau mulai membudidayakan usaha jamur tiram sejak tahun 2012 yang berlokasi di Jln. raya Dipoenegoro, dusun Pengampon, rt 00/ rw 001, desa Sindang Hayu Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon. Selanjutnya jamur tiram yang di budidayakan beliau ternyata sudah banyak di ketahui oleh anggota masyarakat tentang budidaya dan manfaatnya. Usaha budidaya jamur tiram ini didirikan oleh bapak Sutardi. Beliau mulai usaha ini sejak tahun 2012. Dulu beliau adalah seorang peternak ayam boiler sejak tahun 2000 sampai 2007 dan pada tahun 2007 beliau mengikuti program FEATI ( Farmer Empowerment Throught Agricultural Technologi and Informasi ) yang dibiayai oleh bank dunia untuk program budidaya jamur merang. Setelah jamur merang sudah di budidayakan beliau merasa bahwa jamur merang itu mempunyai banyak kelemahan seperti kurang variatif untuk dibuat menjadi produk jadi. Lalu beliau berinisiatif untuk mencoba membudidayakan jenis jamur lain. maka dipilhlah jamur tiram yang dirasa memiliki banyak kelebihan serta ramah lingkungan. Karena usaha tersebut tidak membuat lingkungan sekitar menjadi tercemar dengan demikian limbah tersebut dapat di daur ulang kembali menjadi baglog (pupuk yang dibuat dari kayu balok dan campuran bahan lain).
2. Saya bertemu dg seorang pengusaha jamur yang sukses, sebelum memulai bisnis jamur, sebelumnya mang merintis bisnis ternak ayam, lebih spesifiknya ayam broiler selama 17 tahun, dari tahun-kwtahun memang lancar namun pada tahun 2011 bisnis ayam broiler mulai dirasa tidak seimbang antara pembelian bibit anak ayam dengan pakan yang dibutuhkan, selain hal itu harga daging ayam pun tidak pasti (seimbang). Setelah bisnis ternak ayam dirasa mulai menurun mang tardi mencoba memulai bisnis jamur yang dimana saya pada awalnya menanam jamur merang selama satu tahun lamanya, kemudian pada tahun 2012 saya mencoba untuk menganti jamur merang dengan jamur tiram dan alkhamdulillah sari tahun 2012 sampai sekarang bisnis jamur tiram semakin meningkat.
karena menurut penuturan mang tardi ketika kita berniat untuk usaha, kita pun harus berani untuk jatuh dan harus memiliki prinsip untuk bangkit lagi (tidak cepat putus asa). Hukum dari suatu usaha adalah kita tidak akan dihukum/dipenjara, karena sebodoh-bodohnya orang jika SOP-nya dipakai pasti seketika orang tersebut pasti bisa, kata kuncinya jangan meninggalkan SOP.
Pada tahun 2008 saya didatangi oleh team dari Australia itu yang membuat mang tardi bangga


3. Usaha budidaya jamur dapat dijadikan cara mengenal segala sesuatu tentang jamur itu sendiri maupun liku-liku bisnis. Setelah usaha budidaya berhasil, lalu dikembangkan untuk bisa membuat bibit sendiri agar usaha budidaya tidak terhenti hanya karena permasalahan bibit yang belum tersedia. Apabila sudah berhasil membuat bibit, maka tingkatkan kapasitas produksinya atau rintis usaha pembibitan. Orang akan yakin bibitnya baik dengan melihat produksi jamurnya. Dengan demikian, terbuka lagi peluang usaha lain yaitu dengan menjual bibit. Dengan bertambahnya tingkat pendidikan serta pengetahuan yang sekarang mudah didapat dari berbagai sumber, pengenalan tentang jamur konsumsi pun bisa dilakukan dengan berbagai cara. Dengan kata lain, usaha pembibitan tidak harus dimulai dari usaha budidaya. Usaha pembibitan jamur bisa berjalan tanpa harus memiliki usaha budidaya sendiri.

Rizka Putri Y mengatakan...

Nama: Rizka Putri Yuniasari
NIM: 1708109011

1. Pada hari sabtu tanggal 27 April 2019 saya dan teman-teman melakukan observasi di Desa Sindanghayu Kecamatan beber Kabupaten Cirebon dengan pengusaha jamur tiram yaitu pak sutardi atau pak tardi, disana saya melakukan wawancara dengan beliau tentang awal mula melaksanakan usaha jamur tiram ini, alasan memilih bisnis jamur tiram, dijelaskan cara membuat jamur tiram, dijelaskan dimana saja wilayah pemasarannya, berapa karyawannya, berapa omset yang didapar perbulan, apa saja produk yang di hasilkan dari jamur tiram, dijelaskan apa saja tantangan dan prospeknya. Lalu kami di beri motivasi tentang berbisnis dan bagaimana menghasilkan produk yang berkualitas serta harganya terjangkau. Selain wawancara kami juga melihat mesin yang biasa pak tardi gunakan untuk mengolah jamur tiram dan melihat jamur yang sudah di fermentasi
2. Hal yang saya temukan disana adalah saya dapat bertemu dengan orang hebat seperti pak tardi yang hanya lulus SD tapi mampu merintis bisnis jamur tiram dari tahun 2012 yang awalnya beliau selama 17 tahun menjadi peternak ayam lalu mengubah bekas kandang ayam menjadi pabrik jamur tiram sehingga dapat menjadi pebisnis yang sukses seperti sekarang dan mampu menguliahkan anaknya. Selain itu juga bisnis jamur tiram ini ramah lingkungan dan tidak menimbulkan bau juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain dan ibu2 rumah tangga di sekitar pabrik. Walaupun terdapat beberapa tantangan yang harus beliau hadapi seperti kekurangan pegawai, pemasaran yang tidak konsisten tetapi beliau tidak menyerah dan terus berinovasi seperti membuat produk makanan dari jamur tiram seperti jamur crispt, krupuk jamur, dan sate jamur. Lalu beliau juga memberikan motivasi kepada kita agar berani memulai suatu hal, pantang menyerah, memanfaatkan masa muda dengan baik, jangan pesimis, mampu bertahan dan tabah. Sehingga dapat memotivasi saya untuk terus berusaha menjadi lebih baik agar dapat sukses di kemudian hari seperti pak tardi
3. Kaitannya penjamin mutu dengan usaha jamur tiram adalah sebagai berikut, pengertian penjamin mutu sendiri adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen, dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Jika dikaitkan dengan usaha jamur tiram yang dilakukan pak tardi adalah beliau melakukan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan dengan cara terus membuat jamur tiram secara konsisten walaupun terdapat banyak tantangan sehingga beliau menghasilkan produk yang berkualitas dan pelanggan yang sudah biasa membeli akan memperoleh kepuasan sehingga terus membeli jamur tiram dari pak tardi. Beliau sangat teliti dalam mengolah jamur tiram agar menjaga kualitas tetap baik

Anonim mengatakan...

Putri Selyana
1708109034
MPI A/ 4
Pada tanggal 27 April 2019 saya bersama teman-teman melakukan observasi dengan mengunjungi seorang budidaya jamur tiram disalah satu wilayah di kabupaten Cirebon yang beralamat di Jln Raya Diponogoro, Dusun Pengampon, Rt/Rw: 001/001 Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, Kab Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Sesampainya disana kami disambut dengan hangat oleh bapak Sutardi dan warga sekitar. Disana kami melakukan sesi wawancara dan tanya jawab dengan beliau, Bapak Sutardi adalah seorang peternak dan petani di desanya. Beliau orang yang sangat open kepada mahasiswa yang mengunjunginya dan tidak ragu bapak Sutardi untuk menceritakan perjalanan karir dan hidupnya. Kami diajak untuk megenal bagaimana cara mengolah bahan- bahan untuk memproduksi jamur dari awal pembuatan pupuk hingga peremajaan jamur tiram. Bapak Sutardi sudah memulai usaha budidaya jamur tiram selama 7 tahun yang berlangsung sejak 2012 sampai sekarang. Sebelum beliau merintis usaha budidaya jamur tiram beliau bekerja sebagai petani dan peternak ayam selama 17 tahun. Beliau pernah mendapat pembelajaran mengenai budidaya jamur di Jogja, Lembang, dan Bandung. Bapak Sutardi beralih ke usaha budidaya jamur karena usaha ini ramah lingkungan yang tidak mengganggu masyarakat sekitar bahkan menguntungkan bagi masyarakat sekitar. Jamur tiram tersebut diproduksi di wilayah 3 Cirebon.
Yang saya temukan di lokasi adalah saya dapat mengetahui bagaimana cara membudidayakan jamur tiram. Disana saya diperlihatkan bagaimana cara mengelola jamur tiram tersebut kemudian Bapak Sutardi mengajarkan bagaimana cara membuat jamur dengan bahan sebagai berikut:
1 karung serbuk kayu
2 kg dedek halus
½ kg jagung giling
½ kg kapur tembok
Kemudian bahan-bahan tersebut diolah dengan campuran air sebanyak 60%, untuk mengetahui kadar air tersebut dapat dilihat dengan ciri menggumpal dan tidak mengeluarkan air sehingga menghasilkan serbuk kayu. Serbuk kayu yang sudah dibungkus ditunggu sampai berwarna putih yang kemudian serbuk tersebut mengeluarkan jamur. Dapat diprediksi sekitar 27 hari.
Keterkaitan jamur tiram dengan system penjaminan mutu yaitu dengan mengedepankan hasil yang berkualitas. Bapak Sutardi memberikan produk jamur tiram yang baik supaya tidak mengecewakan konsumen. Dengan adanya penjaminan mutu pada jamur tiram dapat meningkatkan mutu produk secara terus menerus sehingga mutu jamur tiram akan meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Untuk mempertahankan mutu produk yang diharapkan konsumen serta mampu untuk bersaing secara global, maka produsen tersebut mengacu system pengendalian mutu yang dapat ditempuh dengan upaya-upaya sebagai berikut:
Pengadaan bahan baku
Pengendalian bahan baku, bahan tambahan industry harus direncanakan dengan baik.
Pengendalian produksi
Pengendalian proses produksi dilakukan secara terus menerus dengan tujuan untuk pengendalian kerusakan bahan baku, pemeliharaan alat, proses khusus, dan perubahan proses produksi.
Pengendalian produk akhir
Tujuan pengendalian mutu produk akhir adalah untuk mengetahui apakah item atau lot yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan sesuai prosedur yag telah ditetapkan oleh produsen.

Devi Rosdiana D mengatakan...

Nama: Devi Rosdiana Dewi
Pada tanggal 27 April 2019 lalu, saya beserta teman-teman kelas MPI/4A mengunjungi salah seorang pengusaha jamur tiram diwilayah Beber, Cirebon. Beliau adalah Pak Sutardi yang beralamat di Jl. Raya Diponogoro, Dusun Pengampun, RT/RW 001/001 Desa Sindanghayu,Kec.Beber, KAB. Cirebon, Provinsi. Jawa Barat. Usaha budidaya jamur tiram ini sudah dilakukan oleh Pak Sutardi selama 7 tahun sejak tahun 2012. Sebelum menjadi seorang pengusaha jamur, beliau bekerja sebagai peternak ayam. Pembelajaran budidaya jamur didapatnya dikotak Yogyakarta dan Bandung, Jawa Barat.
Pada tahun 2008, Pak Sutardi mendapat kunjungan dari Mr. Kim asal Australia dan memberikan program pembelajaran mengenai potensi yang ada di desa tersebut. Bimbingan kemudian diberikan oleh Dinas pertanian provinsi, dengan bermodalkan uang pinjaman 10 juta dari Bank, Pak Sutardi mantap memulai usaha budidaya jamur tiram dan membuka tempat usaha seluas 35 meter dan mempekerjakan 9 orang karyawan dengan sistem gaji borongan. Setelah usaha ini berjalan, Pak Sutardi mendapat omset 30 jt/bulan. Namun sejauh ini wilayah pemasaran produk jamur ini masih mencakup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya, selain itu usaha budidaya jamur tiram ini juga masih terkendala oleh lamanya proses produksi sehingga belum bisa memenuhi tingginya permintaan produk dari konsumen. Untuk menjaga kualitas jamur produksinya, Pak Sutardi menyesuaikan dengan standar operasional prosedur dari para konsumennya. Sekitar 27-30 ton jamur tiram diproduksi Pak Sutardi setiap tahunnya.
Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamur tiram adalah sebagai berikut:
- 1 Karung serbuk kayu
- 2 Kg dedek halus
- setengah Kilogram jagung giling
- setengah Kilogram kapur tembok
Dan langkah-langkah pembuatannya adalah:
- semua bahan diolah dengan campuran air sebanyak 60% dan untuk mengetahui kadar air dapat dilihat dengan ciri menggumpal dan tidak mengeluarkan air sehingga menghasilkan serbuk kayu
- serbuk kayu kemudian dibungkus dan tunggu sampai berwarna putih kemudian serbuk tersebut akan mengeluarkan jamur
Serbuk kayu tersebut akan menjadi jamur dengan prediksi waktu sekitar 27 hari.
Dalam usahanya ini, Pak Sutardi berharap agar bisa mengeluarkan inovasi-inovasi baru berupa varian olahan jamur baso ataupun kerupuk jamur dengan memakai merek "POPOROSE" dan memperluas wilayah pemasarannya.
Kaitan penjaminan mutu dengan usaha budidaya jamur ini terlihat dalam usaha Pak Sutardi dalam menjaga kualitas jamurnya, keterkaitannya adalah bahwa ketika sebuah usaha dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku akan menghasilkan produk yang berkualitas hal ini berlaku juga dalam dunia pendidikan, jika pelaksanaan pendidikan dilaksanakan sesuai dengan standar maka akan menghasilkan lulusan yang berkualitas pula. Produksi jamur yang dilakukan Pak Sutardi selalu mengedepankan kualitas sesuai standar operasional prosedur dari konsumennya karena bagaimanapun kepuasan pelanggan adalah prioritas bagi seorang usahawan seperti Pak Sutardi sehingga mutu ataupun kualitas produk yang dihasilkan pun harus terus terjamin dan dikawal dengan proses-proses produksi yang terencana dan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas.

Amanda mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Unknown mengatakan...

Nama: Vera Farhatun (1708109009)
Kelas: MPI A/4

1. Yang dilakukan ditempat yaitu mendengarkan
penjelasan pak Tardi dari apa yg kita observasikan. Seperti bagaimana perjalanan karir pak Tardi dalam merintis bisnis jamur tiram, apa alasan pak Tardi memilih bisnis jamur tiram dibanding bisnis lain, adakah orang yang membimbing pak Tardi dalam mengembangkan bisnis jamur tiram ini, bagaimana budidaya jamur tiramnya, selain bisnis jamur tiram adakah bisnis lainnya, berapa omset yang pak Tardi peroleh, modal awal pak Tardi dalam merintis bisnisnya, apa harapan kedepan pak Tardi, dan apa kunci keberhasilan pak Tardi dalam merintis bisnis jamur tiram ini dan apa pesan buat kami.
2. Yang saya temukan disana, saya bertemu seseorang pengusaha sukses. Yang awalnya beliau pengusaha ayam broiler, tetapi pada tahun 2011 bisnis ayam mulai menurun. Sehingga pak Tardi tidak berputus asa dalam berusaha, tahun 2012 beliau mengganti bisnisnya menjadi bisnis jamur merang dan jamur tiram yang memodifikasi tempatnya dari kandang ayam menjadi bisnis jamur merang dan jamur tiram hingga sukses seperti ini. Pak Tardi tidak hanya menghasilkan jamur saja, tetapi pak Tardi juga memproduksi berbagai macam makanan dari jamur tiram seperti jamur cripsy, bakso jamur, sate jamur, dan masih banyak lagi. Dari tahun 2012 hingga 7 tahun ini bisnis jamur pak Tardi semakin meningkat.
Omset yang diperoleh pak Tardi sekitar 30jutaan perhari, dan untuk penghasilan jangka 5-10 tahunnya pak Tardi dengan bisnis menanam pohon. Menurut pak Tardi, jika kita berniat untuk berusaha, kita juga harus berani jatuh dan harus memiliki prinsip bangkit lagi.
3. Kaitannya penjamin mutu dengan bisnis pak Tardi ini terlihat dari menjaga kualitas bisnisnya. Pak Tardi menjalankan usahanya sesuai dengan standar operasional produk (SOP) sehingga kualitas produknya selalu terjamin dan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas juga. Seperti:
✓ 1 karung serbuk kayu
✓ 2kg dedek halus
✓ ½kg jagung giling
✓ ½kg kapur
✓ ±60% air.

Amanda mengatakan...

Dewi Amanda Putri
1708109006
MPI 4/A
Yang kami lakukan dilokasi mengenai bisnis Pak Tardi, yaitu bisnis jamur tiram. Kami melakukan pengamatan langsung yang bertepatan pada hari Sabtu, 27 April 2019 di Desa Sindanghayu Kec.Beber Kab.Cirebon.
Yang kami temukan dilokasi mengenai bisnis Pak Tardi yaitu sebelum Pak Tardi memulai bisnis jamur, sebelumya Pak Tardi merintis bisnis ternak ayam, lebih spesifiknya ayam broiler selama 17 tahun, Pak Tardi merintis usaha nya bersama dengan Istrinya. untuk modal pertama yakni berasal dari dalam diri Pak Tardi, baik kemampuan maupun kemauan, dan diiringi dengan pinjaman ke bank BRI senilai 10 Juta, yang dimana pada awalnya memiliki luas tanah 10 meter, dan sekarang memiliki 30-35 meter. Dari tahun-ketahun usaha yang dipegang oleh Pak Tardi memang lancar namun pada tahun 2011 bisnis ayam broiler mulai dirasa tidak seimbang antara pembelian bibit anak ayam dengan pakan yang dibutuhkan, selain hal itu harga daging ayam pun tidak pasti (seimbang). Setelah bisnis ternak ayam dirasa mulai menurun Pak Tardi mencoba memulai bisnis jamur dengan memodifikasi dari kandang ayam menjadi tempat budidaya jamur yang dimana pada awalnya Pak Tardi menanam jamur merang selama satu tahun lamanya, karena dirasa pemasaran jamur merang itu mahal bisa sampai 2-3 kali lipat dari jamur lainnya dan banyaknya hama yang mengganggu budidaya jamur tiram, selain itu juga diihat dari skala suhu untuk membudidaya jamur merang di Desa Sindanghayu sendiri menurut Pak Tardi terlalu dingin yang membuat jamur merang menjadi hitam sehingga kurang laku di pasaran. Kemudian pada tahun 2012 Pak Tardi mencoba untuk mengganti jamur merang dengan jamur tiram karena dirasanya harga jamur tiram lebih murah dibanding jamur merang, juga jamur tiram lebih banyak variannya dibanding jamur merang sehingga tidak hanya menghasilkan jamurnya saja bahkan Pak Tardi juga memproduksi berbagai macam makanan dari jamur tiram sendiri seperti jamur crispy, baso jamur, sate jamur dan masih banyak lagi dan alhamdulilah dari tahun 2012 sampai sekarang bisnis jamur tiram Pak Tardi sudah berjalan selama 7 tahun dan jumlah produski jamur tiram semakin meningkat. Omset yang diperoleh Pak Tardi perbulannya berkisaran 2.100.000 rupiah. Untuk rezeki harian, berasal dari bisnis jamur, reeki bulanan dengan adanya pengelolaan sampah, rezeki tahunan yakni dengan bisnis ternak, dan untuk rezeki jangka 5-10 tahun dengan bisnis menanam pohon.
Menurut Pak Tardi ketika kita berniat untuk usaha, Pak Tardi dan Istrinya pun harus berani untuk jatuh dan harus memiliki prinsip untuk bangkit lagi (tidaj cepat putus asa). Hukum dari suatu usaha adalah kita tidak akan dihukum/dipenjara, karena sebodoh-bodohnya orang jika SOP-nya dipakai pasti seketika orang tersebut pasti bisa, kaya kuncinya jangan meninggalnya SOP. Untuk pembimbing dalam mengembangkan bisnis jamur Pak Tardi adalah Dinas Pertanian yang membimbingnya pada awal pertama bisnis berjalan, selain dari Dinas Petanian ada juga dari Dinas Perhutanan Provinsi, Pak Tardi juga mempunyai 9 orang yang membantu dalam melancarkan bisnisnya yang dimana mayoritas itu dari ibu-ibu, yang membantu dalam proses packing. Proses budidaya jamur tiram yaitu: (untuk proses penanaman/pencampuran jamur, yakni 1 karung serbuk kayu, kemudian ditambah 2kg dedek halus, ditambah jagung giling (bibit jagung dari f0-f2 yang kemudian dicampur), kapur dan kemudian ditambah air kurang lebih 60%. Untuk tempat jamur akan tumbuh sesuai dengan kondisi suatu tempat, karena jamur tiram tidak cocok dibudidayakan di daerah yang memiliki suhu panas). Untuk proses kukus, untuk menghilangkan jamur liar yang dapat merusak pertumbuhan bibit jamur yakni berlangsung selama 27 hari.
Kaitan penjaminan mutu dengan jamur tiram yaitu dilihat dari kualitas peningkatan mutu secara berkelanjutan agar para konsumen merasa puas dengan jamur tiram yang dipegang oleh Pak Tardi. Pak Tardi sendiri juga memproduksi berbagai macam makanan dari jamur tiram seperti jamur crispy, baso jamur, sate jamur, dan masih banyak lagi.

Amanda mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Widdy Yos Firman Syah mengatakan...

Nama : Widdy Yos Firman Syah
NIM : 1708109028
Jurusan/smtr : MPI A/4
Pada tanggal 27 April 2019 saya dan teman-teman kelas melakukan observasi ke tempat budi daya jamur yang berada di desa sindanghayu. Pada awalnya saya kebingungan mencari alamatnya tetapi karena sangat familiarnya dengan usaha Tiram oleh Bapak Tardi yang memungkinkan saya dan teman teman dapat mencari alamatnya hingga sampai ditempat. Bapak Sutardi merupakan sosok pengusaha yang memiliki sifat pantang menyerah, gigih dan mau mencoba. Usaha budi daya jamur tiram ini terletak di Jln Raya Diponogoro, Dusun Pengampon, RT/RW. 001/001 Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Bapak Sutardi memulai usaha jamur tiram itu selama tujuh tahun yang berlangsung dari tahun 2012 sampai sekarang. Sebelum memulai usaha jamur tiram bapak Sutardi bekerja sebagai petani dan peternak ayam broiler selama 17 tahun. Setelah ternak ayam dirasa mulai menurun bapak Sutardi mulai mencoba bisnis budi daya jamur yang dimana beliau pada awalnya menanam atau membudi daya jamur merang terlebih dahulu selama setahun, namun keadaan cuaca dan suhu didaerah tersebut tidak sesuai dengan jamur merang yang harusnya di budidaya ditempat yang suhu nya tidak terlalu dingin. Kemudian pada tahun 2012 mencoba mengganti budidaya jamur merang dengan jamur tiram yang dimana budidaya jamur tiram ini merupakan usaha yang ramah lingkungan karena tidak mencemari lingkungan, dan tidak bau, Alhamdulillah dari tahun ketahun budidaya jamur tiram semakin meningkat.
Pada tahun 2008 beliau dikunjungi oleh Mr. Kim yang berasal dari Negara Australia untuk memberikan pembelajaran kepada para petani dengan cara mempelajari potensi yang terdapat didaerah tersebut. Beliau juga dibimbing oleh dinas pertanian provinsi Jawa Barat. Modal pertama menurut bapak Sutardi adalah kemampuan dan kemauan, selain itu beliau juga meminjam modal kepada bank BRI sebesar 10 juta. Pinjaman ini dilakukan untu membuat tempat budidaya jamur tiram seluas 10 meter.
Pemasaran budidaya jamur tiram ini masih dilakukan disekitar wilayah ciayumajakuning yaitu Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Tantangan yang dihadapi bapak Sutardi yaitu banyaknya permintaan konsumen tetapi kurangnya jumlah produksi hal ini dikarenakan untuk pemprosenan budidaya jamur membutuhkan waktu yang lumayan lama. Untuk menjaga kualitas produksi, bapak Sutardi menyesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan menyesuaikan konsumen dari jamur tiram tersebut.
Adapun beberapa cara pembuatan Jamur Tiram diantaranya sebagai berikut :
1. 1 karung serbuk kayu
2. 2 kg dedak halus
3. ½ kg jagung giling (bibit jagung dari f0-f2 yang dicampur)
4. ½ kg kapur tembok
Kemudian dicampurkan semua bahan dengan air sebanyak 60% untuk mengetahui kadar air tersebut dapat dilihat dengan cara menggumpal dan tidak mengeluarkan air sehingga bisa menghasilkan serbuk kayu. Serbuk kayu yang sudah dibungkus dituggu atau didiamkan sampai berwarna putih sehingga dapat mengeluarkan jamur kira-kira sekitar 27 hari untuk bisa serbuk kayu tersebut mengeluarkan jamur. keterkaitan jamur tiram dengan penjaminan mutu yaitu dalam SPMP terdapat 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang harus dipenuhi yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana prasarana dan standar pembiayaan. Dimana fungsi dari Standar Nasional Pendidikan ini adalah sebagai dasar dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas. Sedangkan tujuan utama dari Standar Nasional Pendidikan adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk karakter dan peradaban bangsa yang bermartabat. Tidak hanya didalam lembaga pendidikan saja tetapi di sebuah pertanian juga bisa menerapkan standar sistem pertanian seperti di pertanian jamur tiram agar sistem penjamin mutu nya meningkat

Ismatul Maula mengatakan...

Ismatul Maula (1708109036)
Pada tanggal 27 April 2019 saya dan teman² MPI A/4 melakukan observasi ke tempat budidaya jamur tiram bapak Sutardi atau biasa dipanggil mang tardi yang beralamat jl. Raya Diponogoro Dusun Pengampun RT/RW 001/001 Desa Sindanghayu Kec. Beber kab. Cirebon disana kami melakukan wawancara dg mang tardi dia bercerita tentang sejarah beliau budidaya jamur tiram pada awalnya beliau adalah seorang peternak ayam boiler selama 7 th lalu beliau mengikuti program FEATI (Farme Envorment Through Agricultural Technologi and Information) yang dibiayai oleh Bank Dunia pada saat itu programnya adalh budidaya jamur merang lalu beliau pun mencoba membudidaya jamur merang namun karena dirasa jamur merang banyak kelemahannya jadi beliau beralih membudidaya jamur tiram yang dirasa banyak kelebihannya. Dan bercerita tentang proses pembuatan jamur tiram dan bahan2 jamur tiram meliputi serbuk kayu, jagung giling, dedek halus dan kapur tembok budidaya jamur tiram ternyata berhasil dan sudah memasarkan diberbagai daerah bukan hanya Cirebon saja setelah selesai bercerita beliau membuka sesi pertanyaan setelah selesai beliau menjawab satu persatu pertanyaan dari kami selanjutnya kita melihat langsung bibir jamur (baglog) yang sedang dalam proses penjaminan dan melihat langsung jamur yang sudah sip panen setelah selesai semua lalu kita melakukan sesi berfoto.
Kami bertemu dengan bapak Sutardi seorang pengusaha jamur tiram yang sudah cukup terkenal didaerahnya dan banyak meraih penghargaan selain itu kami juga menemukan alat² dan bahan dalam membudidayakan jamur seperti gilingan untuk mengaduk serviks kayu dg pupuk dan oven serta bahan² lainnya dan gambar proses pembuatan jamur tiram serta kandungan nutrisi dan protein yang ada dikamar serta manfaat mengkonsumsi jamur.
Secara umum penjaminan mutu yaitu proses penetapan dan pemenuhan standar mutu secara konsisten dan berkelanjutan sehingga konsumen memperoleh kepuasan. Kaitannya dalam budidaya jamur adalah dalam budidaya jamur tentu kita harus memenuhi standar² dalam proses pembuatannya seperti kita harus mengatur kadar air yang haru 60-65% dg menambah air bersih agar misellia jamur dapat tumbuh dan menyerap makanan dari media tanam dg baik pada saat penjamuran harus ditempatkan dalam ruangan yang gelap agar tumbuh dg cepat dan dibedakan dalam dua fase yaitu fase inkubasi yang bersuhu berkisar 22-28°C dg kelembapan 60-70% dan fase pertumbuhan memerlukan sushi udara 16-22°c tingkat keasaman pun sangat berpengaruh terhadap proses penjamuran. Dengan pemenuhan standar tersebut secara konsisten dan berkelanjutan sama halnya dg penjaminan mutu tentu saja konsumen akan puas terhadap produk tersebut karena menjaga kualitas dari produk tersebut.

Unknown mengatakan...

Nama : ELASARI (1708109002) MPI/A-4
Apa yang saya lakukan di tempat budidaya jamur tiram milik papak sutardi yaitu obsevasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya maka akan saya uraikan sebagai berikut :
Pada tanggal 27 April 2019 saya dan teman-teman kelas melakukan obsevasi, wawancara dan dokumentasi ke tempat budi daya jamur yang berada di desa sindanghayu. Usaha budi daya jamur tiram ini terletak di Jln Raya Diponogoro, Dusun Pengampon, RT/RW. 001/001 Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Bapak Sutardi memulai usaha jamur tiram selama tujuh tahun yang berlangsung dari tahun 2012 sampai sekarang.Bapak Sutardi merupakan sosok pengusaha yang memiliki sifat pantang menyerah, gigih dan mau mencoba.
Bapak Sutardi pada awalnya beliau mulai mencoba menanam atau membudi dayakan jamur merang terlebih dahulu selama setahun tapi karena keadaan cuaca dan suhu didaerah tersebut yang tidak sesuai dan tidak memungkinkan dengan jamur merang yang harusnya di budidayakan ditempat yang suhunya tidak terlalu dingin. Tapi karena Bapak Sutardi orangnya tidak mau menyerah dan gigih maka kemudian pada tahun 2012 beliau mencoba mengganti budidaya jamur merang dengan jamur tiram, dimana budidaya jamur tiram ini merupakan usaha yang ramah lingkungan karena tidak mencemari lingkungan dan tidak bau.
Bapak Sutardi pada awalnya mempunyai kemampuan lebih dalam mengolah budidaya jamur tiram yaitu dari pelatihan dan belajar terus menerus sampai sekarang. Beliau juga dibimbing oleh dinas pertanian provinsi Jawa Barat. Modal pertama yang dikeluarkan oleh Bapak Sutardi adalah kemampuan, keberanian, perhitungan dan kemauan, selain itu juga beliau menggunakan modal uang dengan cara meminjam modal kepada bank BRI sebesar 10 juta. Dalam pembuatan usaha bukan hanya yang dibutuhkan adalah kemampuan dan kemauan tapi juga modal untuk menjalankan usaha yang dirintis, oleh karena itu peminjamaan modal kepada bank yang dilakukan oleh Bapak Sutardi untuk membuat tempat budidaya jamur tiram seluas 10 meter.
Pemasaran budidaya jamur tiram ini masih dilakukan disekitar wilayah ciayumajakuning yaitu Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Tantangan yang dihadapi bapak Sutardi yaitu banyaknya permintaan konsumen tetapi kurangnya jumlah produksi hal ini dikarenakan untuk pemprosenan budidaya jamur membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk menjaga kualitas
Adapun beberapa cara pembuatan jamur tiram diantaranya yaitu 1 (satu) karung serbuk kayu, 2 (dua) kg dedak halus, ½ (setengah) kg jagung giling (bibit jagung dari f0-f2 yang dicampur) dan ½ (setengah )kg kapur tembok. Kemudian dicampurkan semua bahan dengan air sebanyak 60% untuk mengetahui kadar air tersebut dapat dilihat dengan cara menggumpal dan tidak mengeluarkan air atau meneteskan air sehingga bisa menghasilkan serbuk kayu. Serbuk kayu yang sudah dibungkus dituggu atau didiamkan sampai berwarna putih sehingga dapat mengeluarkan jamur kira-kira sekitar 27 hari. untuk bisa serbuk kayu tersebut mengeluarkan jamur.
Dari usaha yang dilakukan oleh Bapak Sutardi memperoleh omset perbulannya berkisaran 30 juta rupiah dan sistem gaji borongan, persatu bungkus dihargai 100 perak, dan untuk gaji pegawai satu bulannya berkisaran 2.100.000 juta rupiah. Untuk rezeki harian, berasal dari bisnis jamur, rezeki bulanan dengan adanya pengelolaan sampah, rezeki tahunan yakni dengan bisnis ternak, dan untuk rezeki jangka 5-10 tahun dengan bisnis menanam pohon.
Keterkaitan antara budidaya jamur dengan penjaminaan mutu yaitu untuk penjaminaan kualitas yang dimiliki oleh pemangku kepentingan (pemilik). oleh karena itu maka penerapan yang dapat dilakukan dalam budidaya jamur tiram yaitu pembahaharuan dan peningkatan pada sistem budidaya yang lebih maju dan baik, penjaminaan produk yang lebih baik (kualitas), pelayanaan konsumen (kepuasan pelanggan), perencanaan distribusi (pendistribusian produk), penetapan harga serta megkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan.



Unknown mengatakan...

Nama :Dini Naseha
NIM :1708109037
Tepat pada tanggal 02 bulan Mei 2019 saya bersama dengan teman-teman kelas berkunjung ke desa Sindang Hayu yang terletak di kota Kab. Cirebon Timur untuk melakukan observasi sekaligus penelitian terhadap perusahaan yang berkembang pesat di kota Sindang Hayu tersebut. Berawal dengan keyakinan agar kita sampai di tujuan, demi menyelesaikan tugas terstruktur mata kuliah Sistem Penjamin Mutu Alhamdulillah dengan nikmat Alloh yang tak pernah habisnya sehingga kita sampai di tujuan yang kita tuju untuk melakukan observasi dan Alhamdulillah kamipun bertemu dengan pengusaha jamur tiram yang sangat terkenal di kota Cirebon, sangat senang rasanya bisa bertemu dengan beliau dan beliaupun begitu antusias menjamu kami. Sesampainya di sana kita langsung berbincang sharing dengan pemilik jamur tiram, pemilik atau pengusaha jamur tiram tersebut bernama pak Tardi, beliau sangat ramah sekali shingga kamipun sangat aktif untuk menanyakakan segala hal yang berkaitan dengan kesuksesan perusahaan jamur tiram tersebut.
Pada era globalisasi ini dimana segala sesuatu serba instan,tidak dapat dipungkiri lagi jika seseorang tidak memiliki keahlian khusus dan kemudian tidak dikembangkan dan diimplementasikan secara tidak langsung terhambatnya untuk meraih kesuksesan, dan pada era globalisasi ini secara tidak langsungpun menentukan seseorang agar mempunyai keahlian. Keahlian terebut dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan yang pada akhirnya dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan kehidupannya, salah satu keahlian di bidang pertanian adalah pembudidayaan Pengusaha jamur tiram yang terkenal di kota Cirebon lebih tepatnya yang terletak di desa Sindang Hayu yang bernama pak Sutardi, saya akan sedikit menceritakan tentang biografi beliau dan perjalanan beliau dalam mencapai kesuksesan sebagai pengusaha jamur tiram.
Usaha budidaya jamur tiram ini didirikan oleh bapak Sutardi. Beliau mulai usaha ini sejak tahun 2012. Dulu beliau adalah seorang peternak ayam boiler sejak tahun 2000 sampai 2007 dan pada tahun 2007 beliau mengikuti program FEATI ( Farmer Empowerment Throught Agricultural Technologi and Informasi ) yang dibiayai oleh bank dunia untuk program budidaya jamur merang. Setelah jamur merang sudah di budidayakan beliau merasa bahwa jamur merang itu mempunyai banyak kelemahan seperti kurang variatif untuk dibuat menjadi produk jadi. Lalu beliau berinisiatif untuk mencoba membudidayakan jenis jamur lain. maka dipilhlah jamur tiram yang dirasa memiliki banyak kelebihan serta ramah lingkungan. Karena usaha tersebut tidak membuat lingkungan sekitar menjadi tercemar dengan demikian limbah tersebut dapat di daur ulang kembali menjadi baglog (pupuk yang dibuat dari kayu balok dan campuran bahan lain).
Dengan menekuni pekerjaan yang ia rintis dari bawah ia begitu semangat dan konsisten dalam mengembangkan perusahaanya sehingga bisa sukses sampai detik ini. Beliaupun menjeleskan tentang unsure-unsur jamur timar dan cara pembuatanya dengan jelas.
Adapun manfaat dari membudidayakan Jamur tiram adalah: jamur tiram merupakan salah satu jenis komoditi produk konsumsi yang memiliki penjualan pada pasar yang cukup luas. Jamur tiram memiliki manfaat sebagai sumber pangan yag berinilai gizi tinggi, menambah pendapatan keluarga, dan dapat menjadi usaha sampingan. Selain itu, budidaya jamur tiram tergolong mudah karena dapat memanfaatkan yang tidak begitu luas seperti pekarangan rumah dan lain-lain serta dapat menyerap tenaga kerja. Perihal keterkaitanya dengan penjaminan mutu adalah dalam mengelola jamur tiram pun perlu adanya perencanann,pengontrolan dan juga evaluasi untuk meningkatkan mutu yang berkualitas dan mampu memuaskan konsumen.

Adrian Fauzi Rahman mengatakan...

Nama : Adrian Fauzi Rahman
NIM : 1708109007

Mahasiswa MPI A Smt 4 melakukan study lapangan kepada salah satu petani budidaya jamur tiram yaitu Bapak Sutardi yang beralamat di Desa Sindanghayu Kec. Beber Kab. Cirebon yang diwakili oleh teman-teman perwakilan dari kelompoknya masing-masing pada hari Kamis, 27 April 2019 sepulang dari pembelajaran di kelas dengan mengendari motor.
Hasil study lapangan yang dilakukan kurang lebih seperti ini:
Bapak sutardi merupakan seorang wirausaha dengan latar pendidikan lulusan SD. Bapak Sutardi pada awalnya merintis bisnis ternak ayam, lebih spesifiknya ayam broiler selama 17 tahun dengan modal pertama yaitu pinjaman dari bank BRI senilai 10 juta. Setelah itu, Pak Sutardi mencoba memulai bisnis jamur merang selama satu tahun lamanya. Pada tahun 2012 Pak Sutardi mencoba untuk menganti jamur merang dengan jamur tiram karena dirasa harga jamur tiram lebih murah dibanding jamur merang. Omset yang diperoleh Pak Sutardi perbulannya berkisaran 30 juta rupiah, dan sistem gaji borongan, persatu bungkus dihargai 100 perak, dan untuk gaji pegawai satu bulannya berkisaran 2.100.000 juta rupiah. Untuk rezeki harian, berasal dari bisnis jamur, rezeki bulanan dengan adanya pengelolaan sampah, rezeki tahunan yakni dengan bisnis ternak, dan untuk rezeki jangka 5-10 tahun dengan bisnis menanam pohon. Dalam mengembangkan usaha jamur tiram, Pak Sutardi dibimbing oleh Dinas Pertanian dan Dinas Perhutanan Provinsi. Pak Tardi mempunyai 9 orang yang membantu dalam melancarkan usahanya yang dimana mayoritas itu dari ibu-ibu, yang membantu dalam proses packing. Marketing dari budidaya jamur tiram Pak Tardi ini masih dilakukan dalam lingkup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya yaitu kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Brebes, dan Kuningan.
Dalam budidaya jamur tiramnya, Bahan-bahan yang digunakan Pak Tardi dan karyawannya adalah sbb:
- 1 karung serbuk kayu
- 2 kg dedek halus
- ½ kg jagung giling
- ½ kg kapur tembok
Adapun cara dalam pembuatan jamur tiramnya yaitu sebagai berikut :
- Untuk proses penanaman/pencampuran jamur, yaitu : 1 karung serbuk kayu 
kemudian ditambah 2kg dedek halus, ditambah 1/2 kg jagung giling (
(bibit jagung dari f0-f2 yang kemudian dicampur), 1/2 kg kapur kemudian air kurang lebih 60%.
- Untuk tempat jamur akan tumbuh sesuai dengan kondisi suatu tempat, karena jamur tiram tidak cocok dibudidayakan di daerah yang memiliki suhu panas).
- Untuk proses kukus untuk menghilangkan jamur liar yang dapat merusak pertumbuhan bibit jamur yakni berlangsung selama 27 hari.
Adapun keterkaitan jamur tiram dengan penjaminan mutu yaitu bahwa dalam usaha budidaya jamur tiram untuk mendapatkan hasil yang bermutu haruslah memperhatikan unsur-unsur dan komponen-komponen yang terkait dan menunjang dalam proses budidaya jamur tiram serta memperhatikan standar dan langkah-langkah dalam budidaya jamur tiram yang baik. Dalam Sistem Penjamin mutu pendidikanpun sama untuk mendapatkan output yang bermutu haruslah melakukan langkah demi langkah penjaminan mutu dalam satu atau lebih siklus agar menghasilkan rapor hasil implementasi sistem penjaminan mutu yang baik dan positif.

Mindya mengatakan...

Nama :Mindya Agisfiani
Nim : 1708109038

Yang dilakukan saya bersama teman teman dalam melakukan observasi pada tanggal 27 April 2019 yaitu dengan menemui bapak sutardi seorang pengusaha jamur tiram yang berlokasi didesa sindanghayu Kec. beber kab. Cirebon yaitu dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Untuk lebih jelasnya saya akan memaparkan sebagai berikut :
Bapak sutardi sebelum memulai bisnis jamur, sebelumnya beliau merintis bisnis ternak ayam, lebih spesifiknya ayam broiler selama 17 tahun, dari tahun-kwtahun memang lancar namun pada tahun 2011 bisnis ayam broiler mulai dirasa tidak seimbang antara pembelian bibit anak ayam dengan pakan yang dibutuhkan, selain hal itu harga daging ayam pun tidak pasti (seimbang). Setelah bisnis ternak ayam dirasa mulai menurun saya mencoba memulai bisnis jamur yang dimana beliau pada awalnya menanam jamur merang selama satu tahun lamanya, kemudian pada tahun 2012 saya mencoba untuk menganti jamur merang dengan jamur tiram dan alkhamdulillah sari tahun 2012 sampai sekarang bisnis jamur tiram semakin meningkat.
karena menurut beliau ketika kita berniat untuk usaha, kita pun harus berani untuk jatuh dan harus memiliki prinsip untuk bangkit lagi (tidak cepat putus asa).
Pada tahun 2008 bapak sutardi didatangi oleh team dari Australia itu yang membuat beliau bangga.
Alasan mengapa pak Tardi lebih memilih bisnis jamur tiram karena, bisnis jamur tiram memiliki macam-macam (varian) dibandingkan jamur ainnya selain jamur tiram, selain itu bisnis jamur tiram merupakan usaha yang ramah lingkungan, karena tidak mencemari lingkungan, tidak bau, dan yang pastinya ramah lingkungan.
proses budidaya jamur untuk proses penanaman/pencampuran jamur, yakni 1 karung serbuk kayu, kemudian ditambah 2kg dedek halus, ditambah kg jagung giling (bibit jagung dari f0-f2 yang dicampur) dan kg kapur dan kemudian air kurang lebih 60%. Untuk tempat jamur akan tumbuh sesuai dengan kondisi suatu tempat, karena jamur tiram tidak cocok dibudidayakan di daerah yang memiliki suhu panas.
Untuk proses kukus untuk menghilangkan jamur liar yang dapat merusak pertumbuhan bibit jamur yakni berlangsung selama 27 hari.
Beliau memaparkan bagaimana dalan memasarkan jamur yaitu
Untuk pemasaran bapak tardi memasarkan ke daerah cirebon, indramayu, majalengka, bahkan brebes.
selain usaha pertanian jamur tiram, pak tardi juga mengolah keripik jamur, baso jamur dan kerupuk jamur, dimana hal ini dilakukan untuk mencegah adanya kekrangan dalam penjualan, dan dapat menjadi tambahan modal usaha untuk kedepannya.
Omset
untuk omset perbulannya berkisaran 30 juta rupiah, dan sistem gaji borongan, persatu bungkus dihargai 100 perak, dan untuk gaji pegawai satu bulannya berkisaran 2.100.000 juta rupiah. Untuk rezeki harian, berasal dari bisnis jamur, rezeki bulanan dengan adanya pengelolaan sampah, rezeki tahunan yakni dengan bisnis ternak, dan untuk rezeki jangka 5-10 tahun dengan bisnis menanam pohon.
Baoak sutardi melakukan pinjaman ke bank BRI senilai 10 juta, yang dimana pada awalnya memiliki luas tanah 10 meter, dan sekarang memiliki 30-35 meter.
Kunci keberhasilan dan pesan buat kami
Kunci keberhasilan, yakni (keberanian, perhitungan, kemauan, dan kemampuan). usaha itu bagaikan piramid yang dibalik, semakin kecil makan semakin besar. Tidak ada yang sukses tanpa mengalami perjuangan yang pahit, manfaatkanlah usia produktif (muda) kalian karena keberhasilan dan kegagalan ada ditangan kita sendiri, jangan tanamkan rasa pesimis didalam pikiran karena itu kunci kegagalan.
Kaitannya dengan penjamin mutu ialah bagaimana bapak sutardi dalam mengedaolpkan kualitas suatu usaha beliau bersunggung-sunguh dalam mengolahnya sehingga menghasilkan pula usaha yang sangat maju dan berkembang.

Anisa tuljannah mengatakan...

Nama : Annisa tuljannah
Nim. : 1708109022
Pada tanggal 27 April 2019 saya dan teman-teman kelas saya melakukan studi lapangan pada wirausaha budidaya jamur tiram yang sekarang sudah sukses dikelolah oleh bapa Sutardi.
Bapak Sutardi merupakan seseorang yang mempunyai sikap yang sangat gigih dan mempunyai kemauan yang tinggi dalam mencapai tujuannya. Beliau tidak hanya bisa mengelola usahanya sendiri, namun beliau pandai dalam melihat potensi yang bisa ia jadikan peluang usaha untuk orang sekitarnya. Sekertariat Paguyuban Jamur Tiram Jawa Barat (Pagujati JABAR) yang beralamat di Jln Raya Diponogoro, Dusun Pengampon, Rt/Rw: 001/001 Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, Kab Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Bapak Sutardi sudah memulai usaha budidaya jamur tiram selama 7 tahun yang berlangsung sejak 2012 sampai sekarang. Sebelum beliau merintis usaha budidaya jamur tiram beliau bekerja sebagai petani dan peternak ayam selama 17 tahun, bapak sutardi beralih ke usaha budidaya jamur tiram dengan alasan ingin mencari pengalaman baru dan ingin membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Pada awalnya tempat yang dijadikan seketariat budidaya jamur tiram sebelum nya itu tempat ternak ayam nya dulu lalu di renovasi menjadi tempat budidaya jamur. Beliau juga sebelum memulai bisnis nya beliau pernah mendapatkan pembelajaran budidaya jamur di Yogja,Lembang sang Bandung. Sebelum jamur tiram beliau lebih dulu mencoba membudidaya jamur merang namun keadaan suhu dan cuaca di daerah tersebut tidak cocok dengan jamur merang akhirnya bapak Sutardi memilih jamur tiram dengan pertimbangan yang lebih murah dibanding jamur merang.
Pada tahun 2008 bapak Sutardi dikunjungi oleh Mr Kim dari Australia untuk memberikan program pembelajaran kepada para petani dengan mempelajari potensi yang terdapat di desa tersebut. Beliau dibimbing oleh dinas pertanian provinsi. Kemudian beliau ditarik di bidang kehutanan dikarenakan adanya peraturan presiden pada tahun 2015. Modal awal bapak Sutardi dalam usaha budidaya jamur tiram yaitu dengan cara melakukan pinjaman uang sebesar 10 juta ke Bank BRI untuk membuat tempat budidaya jamur tiram seluas 10 meter dan sisa uang dari peminjaman tersebut sebesar 3 juta. Lalu beliau berusaha mengumpulkan uang untuk memperluas tempat yaitu dengan cara bekerja kembali sebagai petani dan peternak selama 4bulan dengan demikian, beliau dapat memperluas tempat kurang lebih 35 meter dan beliau juga mempunyai beberapa pekerja yaitu 9 orang dengan sistem gaji borongan. Dan omsetnya sendiri perbulan dari hasil budidaya jamur tiram yang dilakukan yaitu 30 juta dan untuk pemasaran nya sendiri hanya sekitar Ciayumajakuning yaitu cirebon,Majalengka, Kuningan. Tantangan dari usaha budidaya jamur tiram adalah banyaknya permintaan konsumen tetapi kurang nya produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi. Cara menjaga kualitas produksi yaitu disesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan meyesuaikan konsumen dari jamur tiram, seperti hal nya diwaktu bulan puasa adanya peningkatan konsumen. Akan tetapi, menjelang lebaran permintaan menurun dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang mudik. Selain itu, jamur merupakan tanaman musiman, maka dari ada bulan-bulan tertentu yang mengalami penurunan produksi. Bapak Sutardi bisa mengasilkan jamur tiram sebanyak 27- 30 ton jamur tiram per tahunnya.

Kaitan nya antara usaha budidaya jamur tiram dengan penjamin mutu?
Kita liat dulu dari definisi penjamin mutu itu sendiri yaitu penjamin mutu merupakan proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan dan kaitan nya dengan usaha bapak tardi ini yakni beliau slalu ingin menjaga kualitas dan mutu dari usahanya agar apa yang beliau kerjakan tidak mengecewakan pelanggan/ konsumen.

NurlaelaM mengatakan...

Nama : Siti Nurlaela Mukaromah
NIM : 1708109008

Pada hari Sabtu, 27 April 2019 kami (kelas MPI A semester 4) melakukan observasi dengan metode wawancara dan dokumentasi dengan bapak Sutardi pemilik budidaya jamur tiram di desa Sindanghayu kecamatan Beber kabupaten Cirebon. Beliau adalah seorang usahawan dibidang pembudidayan jamur tiram. Sebelum memilih usaha tersebut, pak Sutardi atau kami memanggilnya dengan pak Tardi beliau pernah merintis bisnis ternak ayam broiler selama 17 tahun. Namun ketikatahun 2011 usaha tersebut dirasa tidak seimbang antara pembelian bibit anak ayam dengan pakan yang dibutuhkan. Setelah itu, pada tahun 2012 pak Tardi banting stir untuk mencoba bisnis yang baru yaitu jamur tiram. Hingga sampai sekarang bisnis tersebut semakin meningkat. Alasan pak Tardi memilih tersebut karena jamur tiram memiliki varaian yang banyak dibanding dengan jamur lainnya dan juga tidak mencemari lingkungan, tidak bau dan ramah lingkungan. Dalam mengembangkan usaha tersebut, pak Tardi diberikan bimbingan oleh dinas pertanian dan dinas perhuanan provinsi. adapun omset yang didapat dalam satu bulan berkisar 30 juta rupiah dan beliau memasarkan produknya ke daerah ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) bahkan sampai ke Brebes. Selain jamur yang dipassarkan, pak Tardi memproduksi berbagai olahan dari jamur tiram seperti keripik jamur, bakso jamur dan kerupuk jamur. Tujuannya adalah untukmencegah adanya kekururangan dalam penjualan dan dapat dijadikan sebagai modal tambahan untuk ke depannya. modal awal dari usaha tersebut berasal dari pak Tardi dan pinjaman dari BANK BRI sebesar 10 juta pada dimana pada awalnya memiliki luas tanah 10 meter sekarang mecapai 30-35 meter. Sebelum usaha pak Tardi mencapai kesuksean seperti sekarang, pada tahun 2008 pernah dikunjungi oleh team dari Australia yang membuat kebanggan tersendiri oleh pak Tardi. sebelum observasi itu berakhir, kami diberikan buah tangan berupa motivasi yaitu "kunci keberhasilan yakni (keberanian, perhitungan, kemauan dan kemampuan) usaha itu bagai piramid yang dibalik semakin kecil maka semakin besar. tidaka ada yang sukses tanpa mengalami perjuangan yang pahit, manfaatkanlah usia produktif (muda) kalian karena keberhasilan dan kegagalan ada ditangan kita sendiri, jangan tanamkan rasa pesimis di dalam pikiran kita karena itu kunci kegagalan". begitulah pesan dari pak Sutardi.
adapun kaitan antara budidaya jamur tiram dengan penjaminan mutu yaitu usaha yang dilakukan oleh pak Tardi sangat memperhatikan standar-standar dalam meningkatkan penjaminan mutu agar dapat menghasilkan output yang maksimal sehingga usaha tersebut dapat selalu meningkat disetiap waktunya.

Nina agustina mengatakan...

Nama : Nina Agustina
Nim : 1708109004
MPI-4/A
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan dengan bapak Tardi yakni seorang pengusaha budidaya jamur tiram di Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber , Kab. Cirebon pada tanggal 27 April 2019. Sebelum memulai bisnis jamur, sebelumnya Pak Tardi merintis bisnis ternak ayam, lebih spesifiknya ayam broiler selama 17 tahun, Pak Tardi merintis usahanya bersama dengan istrinya. Untuk modal pertama yakni berasal dari dalam diri kita sendiri, baik kemampuan maupun kemauan, dan diiringi dengan pinjaman ke bank BRI senilai 10 juta, yang dimana pada awalnya memiliki luas tanah 10 meter, dan sekarang memiliki 30-35 meter. Pada tahun 2011 bisnis ayam broiler mulai dirasa tidak seimbang antara pembelian bibit anak ayam dengan pakan yang dibutuhkan, selain hal itu harga daging ayam pun tidak pasti (seimbang). Setelah bisnis ternak ayam dirasa mulai menurun Pak Tardi mencoba memulai bisnis jamur dengan memodifikasi dari kandang ayam menjadi tempat budidaya jamur yang dimana pada awalnya Pak Tardi menanam jamur merang selama satu tahun lamanya, karena dirasa pemasaran jamur merang itu mahal bisa sampai 2-3 kali lipat dari jamur lainnya dan banyaknya hama yang mengganggu budidaya jamur tiram.
Pada tahun 2012 Pak Tardi mencoba untuk mengganti jamur merang dengan jamur tiram karena jamur tiram lebih banyak variannya dibanding jamur merang sehingga tidak hanya menghasilkan jamur nya saja bahkan Pak Tardi juga memproduksi berbagai macam makanan dari jamur tiram sendiri seperti jamur crispy, baso jamur, sate jamur dan masih banyak lagi dan alkhamdulillah dari tahun 2012 sampai sekarang bisnis jamur tiram Pak Tardi sudah berjalan selama 7 tahun dan jumlah produksi jamur tiram semakin meningkat. Omset yang diperoleh Pak Tardi perbulannya berkisaran 30 juta rupiah.
Pak Tardi ketika kita berniat untuk usaha, kita pun harus berani untuk jatuh dan harus memiliki prinsip untuk bangkit lagi (tidak cepat putus asa). Hukum dari suatu usaha adalah kita tidak akan dihukum/dipenjara, karena sebodoh-bodohnya orang jika SOP-nya dipakai pasti seketika orang tersebut pasti bisa, kata kuncinya jangan meninggalkan SOP. Pada tahun 2008 Pak Tardi didatangi oleh Mr.team dari Australia dari Bank Dunia yang memiliki program di Indonesia yaitu program pembelajaran bagi petani untuk bisa melihat potensi yang ada di desa masing-masing yang membuat beliau bangga dengan kedatangan Mr.team dari Australia tersebut. Untuk lebih mendalami ilmu pertanian Pak Tardi pernah disekolahkan ke Jogja, Lembang, Cianjur. Dari disekolahkannya itu Pak Tardi lebih memilih bisnis jamur tiram karena usaha yang ramah lingkungan. Proses budidaya jamur tiram yaitu : (untuk proses penanaman/pencampuran jamur, yakni 1 karung serbuk kayu, kemudian ditambah 2kg dedek halus, ditambah 1/2 kg jagung giling ((bibit jagung dari f0-f2 yang kemudian dicampur)) 1/2 kg kapur dan kemudian air kurang lebih 60%. Untuk tempat jamur akan tumbuh sesuai dengan kondisi suatu tempat, karena jamur tiram tidak cocok dibudidayakan di daerah yang memiliki suhu panas). Untuk proses kukus untuk menghilangkan jamur liar yang dapat merusak pertumbuhan bibit jamur yakni berlangsung selama 27 hari.
Kaitannya dengan penjaminan mutu adalah dengan sistem penjamin mutu pendidikan yaitu sistem pendidikan yang harus diperhatikan secara sistematis dengan menerapkan tahapan-tahapan yang dimulai dari perencanaan sampai proses yang dilakukannya sebaik mungkin sehingga dapat menghasilkan output (pengeluaran) yang bermutu. Dan mengacu pada 8 standar pendidikan yakni Standar Kompetensi Lulusan,Standar Isi,Standar Proses,Standar Penilaian,Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,Standar Pengelolaan,Standar Sarana dan Prasarana dan Standar Pembiayaan.

Dewi Siti Rukmana mengatakan...

Nama : Dewi Siti Rukmana
NIM : 1708109015
MAPI A/4
Pada hari satu tanggal wawancara 27 april 2019 nya bersama teman-teman kelas MPI A/4 berkunjung ke tempat pertanian jamur tiram lebih tepatnya ditempat bapak Sutardi yang beralamat di Jln Raya Diponogoro, Dusun Pengampon, Rt/Rw: 001/001 Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, Kab Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Yang kita lakukan disana ialah ingin belajar bagaimana cara bertani jamur dengan kita disangkut pautkan dengan penjamin mutu. Ternyata memang ada ketergantungan antara penjamin mutu dengan pertanian jamur yakni dengan melihat mutu dari bibit jamurnya sendiri, karena bapak sutardi memakai mutu kualiatas bibit yang bagus serta sistem pengolahan jamurnya tertera dengan baik beliau bisa sampai sukses sampai sekarang, usaha budidaya jamur tiram selama 7 tahun yang berlangsung sejak 2012 sampai sekarang. Sebelum beliau merintis usaha budidaya jamur tiram beliau bekerja sebagai petani dan peternak ayam selama 17 tahun, bapak sutardi beralih ke usaha budidaya jamur tiram dengan alasan ingin mencari pengalaman baru dan ingin membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Pada awalnya tempat yang dijadikan sekertariat budidaya jamur tiram sebelumnya merupakan tempat ternak ayam yang dimodifikasi menjadi tempat budidaya jamur tiram. Beliau pernah mendapat pembelajaran mengenai budidaya jamur di Jogja, Lembang, dan Bandung. Sebelum mencoba membudidayakan jamur tiram beliau pernah mencoba membudidayakan jenis jamur merang, namun keadaan suhu dan cuaca didaerah tersebut tidak sesuai dengan jamur merang. Akhirnya bapak Sutardi lebih memilih jamur tiram dengan pertimbangan jamur tiram lebih murah dibandingkan dengan jamur merang, budidaya jamur merupakan usaha yang ramah lingkungan.

Untuk pemasaran budidaya jamur tiram masih dilakukan dalam lingkup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya yaitu kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Brebes, dan Kuningan.Tantangan dari usaha budidaya jamur tiram adalah banyaknya permintaan konsumen tetapi kurang nya produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi. Cara menjaga kualitas produksi yaitu disesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan meyesuaikan konsumen dari jamur tiram, seperti hal nya diwaktu bulan puasa adanya peningkatan konsumen. Akan tetapi, menjelang lebaran permintaan menurun dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang mudik. Selain itu, jamur merupakan tanaman musiman, maka dari ada bulan-bulan tertentu yang mengalami penurunan produksi. Bapak Sutardi bisa mengasilkan jamur tiram sebanyak 27- 30 ton jamur tiram per tahunnya.


Krisna Wiacih mengatakan...

Nama : Krisna Wiacih
NIM : 1708109013
Jurusan/smtr : MPI A/4
Mata Kuliah : Sistem Penjamin Mutu Penjamin (Tugas Mandiri)

LAPORAN HASIL STUDY LAPANGAN
Wirausaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Sutardi

Pada tanggal 27 April 2019 saya beserta rekan sekelas saya melakukan study lapangan pada wirausaha budidaya jamur tiram yang telah sukses dikelola oleh bapak Sutardi. Kami berangkat bersama-sama ke Dusun Pengampon pukul 12.15 menggunakan kendaraan sepeda motor. Sekitar pukul 13.40 kita sampai di dusun pengampon, karena memang belum mengetahui alamat lengkap lokasi wirausaha budidaya jamur tiraam kita memutuskan untuk bertanya kepada warga dusun pengampon. Akhirnya dengan berbekal arahan dari salah satu warga dusun kita sampai di lokasi budidaya jamur tiram milik bapak sutardi. Lokasi Sekertariat Paguyuban Jamur Tiram Jawa Barat berada sedikit jauh dari pemukiman warga yang mana berada di tengah-tengah persawahan, namun masih bisa ditempuh dengan kendaraan. Setelah sampai tujuan, akhirnya kami bertemu dan disambut hangat dengan bapak Sutardi. Karena saya dan rekan sekelas saya belum melaksanakan sholat dzuhur jadi kami putuskan untuk melaksanakan sholat dzuhur terlebih dahulu di Masjid terdekat sebelum melakukan riset dan wawancara dengan bapak Sutardi. Wawancara dilakukan di Sekertariat Paguyuban Jamur Tiram Jawa Barat yang man kami bisa langsung melihat para pekerja ketika membuat bahan untuk jamur tiram.Bapak Sutardi sudah memulai usaha budidaya jamur tiram selama 7 tahun yang berlangsung sejak 2012 sampai sekarang. Sebelum beliau merintis usaha budidaya jamur tiram beliau bekerja sebagai petani dan peternak ayam selama 17 tahun, bapak sutardi beralih ke usaha budidaya jamur tiram dengan alasan ingin mencari pengalaman baru dan ingin membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Pada awalnya tempat yang dijadikan sekertariat budidaya jamur tiram sebelumnya merupakan tempat ternak ayam yang dimodifikasi menjadi tempat budidaya jamur tiram. Beliau pernah mendapat pembelajaran mengenai budidaya jamur di Jogja, Lembang, dan Bandung. Sebelum mencoba membudidayakan jamur tiram beliau pernah mencoba membudidayakan jenis jamur merang, namun keadaan suhu dan cuaca didaerah tersebut tidak sesuai dengan jamur merang. Akhirnya bapak Sutardi lebih memilih jamur tiram dengan pertimbangan jamur tiram lebih murah dibandingkan dengan jamur merang, budidaya jamur merupakan usaha yang ramah lingkungan.
Untuk pemasaran budidaya jamur tiram masih dilakukan dalam lingkup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya yaitu kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Brebes, dan Kuningan.Tantangan dari usaha budidaya jamur tiram adalah banyaknya permintaan konsumen tetapi kurang nya produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi. Cara menjaga kualitas produksi yaitu disesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan meyesuaikan konsumen dari jamur tiram, seperti hal nya diwaktu bulan puasa adanya peningkatan konsumen. Akan tetapi, menjelang lebaran permintaan menurun dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang mudik. Selain itu, jamur merupakan tanaman musiman, maka dari ada bulan-bulan tertentu yang mengalami penurunan produksi. Bapak Sutardi bisa mengasilkan jamur tiram sebanyak 27- 30 ton jamur tiram per tahunnya.
Wawancara selesai pada pukul 14.45, kami tidak hanya mewawancarai bapak Sutardi saja tetapi kami juga diajak berkeliling melihat tempat jamur tiram disimpan. Kami bisa melihat beberapa jamur yang tumbuh dan siap dipetik dan juga bahan jamur tiram yang sudah tidak bisa dipanen namun tetap dikumpulkan untuk didaur ulang. Selesai observasi kami melakukan foto bersama untuk data dokumentasi. Setelah selesai, pukul 15.15 kami memutuskan untuk pamit pulang kepada bapak Sutardi, kami juga tidak lupa mengucapkan ungkapan terima kasih kami kepada bapak Sutardi yang sudah member kasih banyak tambahan ilmu khususnya dalam hal berwirausaha.

Nama pengguna mengatakan...

Nama : Ahmad Dhoefan
NIM :1708109033
Kelas : MPI 4 A
Matkul : sistem penjamin mutu pendidikan (tugas mandiri)

Pada tanggal 27 April 2019 saya dan teman-teman kelas melakukan obsevasi, wawancara dan dokumentasi ke tempat budi daya jamur yang berada di desa sindanghayu. Usaha budi daya jamur tiram ini terletak di Jln Raya Diponogoro, Dusun Pengampon, RT/RW. 001/001 Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
Bapak Sutardi pada awalnya mempunyai kemampuan lebih dalam mengolah budidaya jamur tiram yaitu dari pelatihan dan belajar terus menerus sampai sekarang. Beliau juga dibimbing oleh dinas pertanian provinsi Jawa Barat. Modal pertama yang dikeluarkan oleh Bapak Sutardi adalah kemampuan, keberanian, perhitungan dan kemauan, selain itu juga beliau menggunakan modal uang dengan cara meminjam modal kepada bank BRI sebesar 10 juta. Dalam pembuatan usaha bukan hanya yang dibutuhkan adalah kemampuan dan kemauan tapi juga modal untuk menjalankan usaha yang dirintis, oleh karena itu peminjamaan modal kepada bank yang dilakukan oleh Bapak Sutardi untuk membuat tempat budidaya jamur tiram seluas 10 meter.
Pada tahun 2012 Pak Tardi mencoba untuk mengganti jamur merang dengan jamur tiram karena jamur tiram lebih banyak variannya dibanding jamur merang sehingga tidak hanya menghasilkan jamur nya saja bahkan Pak Tardi juga memproduksi berbagai macam makanan dari jamur tiram sendiri seperti jamur crispy, baso jamur, sate jamur dan masih banyak lagi dan alkhamdulillah dari tahun 2012 sampai sekarang bisnis jamur tiram Pak Tardi sudah berjalan selama 7 tahun dan jumlah produksi jamur tiram semakin meningkat. Omset yang diperoleh Pak Tardi perbulannya berkisaran 30 juta rupiah.
Untuk pemasaran budidaya jamur tiram masih dilakukan dalam lingkup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya yaitu kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Brebes, dan Kuningan.Tantangan dari usaha budidaya jamur tiram adalah banyaknya permintaan konsumen tetapi kurang nya produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi. Cara menjaga kualitas produksi yaitu disesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan meyesuaikan konsumen dari jamur tiram, seperti hal nya diwaktu bulan puasa adanya peningkatan konsumen. Akan tetapi, menjelang lebaran permintaan menurun dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang mudik. Selain itu, jamur merupakan tanaman musiman, maka dari ada bulan-bulan tertentu yang mengalami penurunan produksi. Bapak Sutardi bisa mengasilkan jamur tiram sebanyak 27- 30 ton jamur tiram per tahunnya.
Wawancara selesai pada pukul 14.45, kami tidak hanya mewawancarai bapak Sutardi saja tetapi kami juga diajak berkeliling melihat tempat jamur tiram disimpan. Kami bisa melihat beberapa jamur yang tumbuh dan siap dipetik dan juga bahan jamur tiram yang sudah tidak bisa dipanen namun tetap dikumpulkan untuk didaur ulang. Selesai observasi kami melakukan foto bersama untuk data dokumentasi. Setelah selesai, pukul 15.15 kami memutuskan untuk pamit pulang kepada bapak Sutardi, kami juga tidak lupa mengucapkan ungkapan terima kasih kami kepada bapak Sutardi yang sudah member kasih banyak tambahan ilmu khususnya dalam hal berwirausaha.

Unknown mengatakan...

Nuril Fazriyah (1708108021)
Berdasarkan hasil wawancara bersama bapak Sutardi di Sekertariat Paguyuban Jamur Tiram Jawa Barat (Pagujati JABAR) yang beralamat di Jln Raya Diponogoro, Dusun Pengampon, Rt/Rw: 001/001 Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, Kab Cirebon, Provinsi Jawa Barat. Bapak Sutardi sudah memulai usaha budidaya jamur tiram selama 7 tahun yang berlangsung sejak 2012 sampai sekarang. Sebelum beliau merintis usaha budidaya jamur tiram beliau bekerja sebagai petani dan peternak ayam selama 17 tahun, bapak sutardi beralih ke usaha budidaya jamur tiram dengan alasan ingin mencari pengalaman baru dan ingin membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Pada awalnya tempat yang dijadikan sekertariat budidaya jamur tiram sebelumnya merupakan tempat ternak ayam yang dimodifikasi menjadi tempat budidaya jamur tiram. Beliau pernah mendapat pembelajaran mengenai budidaya jamur di Jogja, Lembang, dan Bandung. Sebelum mencoba membudidayakan jamur tiram beliau pernah mencoba membudidayakan jenis jamur merang, namun keadaan suhu dan cuaca didaerah tersebut tidak sesuai dengan jamur merang. Akhirnya bapak Sutardi lebih memilih jamur tiram dengan pertimbangan jamur tiram lebih murah dibandingkan dengan jamur merang, budidaya jamur merupakan usaha yang ramah lingkungan.
Pada tahun 2008 bapak Sutardi dikunjungi oleh Mr Kim dari Australia untuk memberikan program pembelajaran kepada para petani dengan mempelajari potensi yang terdapat di desa tersebut. Beliau dibimbing oleh dinas pertanian provinsi. Kemudian beliau ditarik di bidang kehutanan dikarenakan adanya peraturan presiden pada tahun 2015. Modal awal bapak Sutardi dalam usaha budidaya jamur tiram yaitu dengan cara melakukan pinjaman uang sebesar 10 juta ke Bank BRI untuk membuat tempat budidaya jamur tiram seluas 10 meter dan sisa uang dari peminjaman tersebut sebesar 3 juta. Lalu beliau berusaha mengumpulkan uang untuk memperluas tempat budidaya jamur tiram dengan cara bekerja kembali sebagai petani dan peternak selama 4 bulan. Dengan demikian, beliau bisa membuat tempat budidaya jamur tiram yang lebih luas seluas kurang lebih 35 meter. Jumlah pekerja budidya jamur tiram terdapat 9 orang dengan system gaji borongan. Untuk omset perbulan dari hasil budidaya jamur tiram yang dilakukan yaitu sebesar 30 juta.
Untuk pemasaran budidaya jamur tiram masih dilakukan dalam lingkup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya yaitu kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Brebes, dan Kuningan.Tantangan dari usaha budidaya jamur tiram adalah banyaknya permintaan konsumen tetapi kurang nya produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi. Cara menjaga kualitas produksi yaitu disesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan meyesuaikan konsumen dari jamur tiram, seperti hal nya diwaktu bulan puasa adanya peningkatan konsumen. Akan tetapi, menjelang lebaran permintaan menurun dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang mudik. Selain itu, jamur merupakan tanaman musiman, maka dari ada bulan-bulan tertentu yang mengalami penurunan produksi. Bapak Sutardi bisa mengasilkan jamur tiram sebanyak 27- 30 ton jamur tiram per tahunnya.

Unknown mengatakan...

Nama : Livia Mutiara Hawa
Nim : 1708109030
Pada hari sabtu tanggal 27 juli 2019 saya livia bersama teman-teman kelas MPI-A berkunjung kepada salah satu usahawan jamur tiram yang berada di Jl Raya Diponogoro Dusun Pangampun Rt/Rw 001/001 Desa Sindang Hayu Kec, Beber Kab,Cirebon. Yang bernama Bapak Sunardi lebih sering di panggil mang tardi . Beliau telah berwirausaha jamur tiram selama 7 Tahun sejak 2012. Beliau bercerita, sebelum berusaha jamur tiram, beliau sempat berwirausaha ternak ayam boiler karna ada beberapa kendala yang memungkinkan berhenti berternak ayam boiler. Setelah berhenti beliau mengikuti pembelajaran budidaya jamur tiram di Yogyakarta dan Bandung program FEATI ( farmer Empowerment Throught Agricultural Technologi and Informasi ). Mr kim pun pernah berkunjung kepada beliau dan memberikan program pembelajaran mengenai potensi yang ada didesanya tersebut, selanjutnya bimbingan diberikan oleh Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. Bermodalkan uang 10 juta yanng dibiayai dari bank beliaupun memantapkan niat nya untuk memulai usaha jamur tiramnya tersebut, beliau memulai usahanya diatas tanah 35 Meter serta mempekerjakan 9 orang karyawan warga sekitar dengan sistem gaji borongan. Setelah lambat laun usaha ini berjalan beliau pun mendapatkan omset 30 juta/bulan yang wilayah penjualannya hanya sekitar ciayumajakuning dan sekitarnya saja. Didalam kelebihan pasti ada kekurangan, salah satunya kendala yang dialami beliau adalah lamanya proses produksi sehingga belum bisa memenuhi tingginya permintaan jamur tiram. Untuk menjaga kualitas jamur tiram beliau juga menyesuaikan dengan standar operasioanal yang ada, maka dari itu beliau bisa menghasilkan 27-30 Ton setiap tahunnya dengan kendala yang ada. Tidak hanya bercerita Beliaupun mempraktekan dan mengajarkan saya dan teman-teman saya untuk membuat jamur tiram, dengan bahan-bahan sebagai berikut :
Takaran membuat jamur tiram, bahan utama
Serbuk kayu log
2 kg pupuk
Jagung halus
Dedak halus
Kapur yang sudah ditumbuh halus
Cara membuat baglog ( media jamur tiram )
Semua bahan diatas dicampurkan dan diaduk menjadi satu lalu diungkap( didiamkan namun tertutup) selama 3 hari 2 malam, lalu dingkus dengan palstik ukuran yang telah ditentukan kemudia dioven selama 9-10 jam, jika sudah bisa dikepal dan menggumpal sudah cocok untuk di dinginkan lalu di bibitkan kemudian disimpan dirungan peremajaan untuk dilakukan pembungkusan setelah itu tunggu 1 bulan untuk tumbuh dan siap panen.
Tempat jamur tiram berkembang biak
Jamur berkembangbiar ditempat lingkungan dan kelembapan udara serta cahaya yang cukup.
Setelah semua nya selesai, saya dan teman-temanpun memasuki sistem tanya jawab apabila ada yang kurang dimengerti dari awal hingga akhir. setelah itu kami semua berfoto bersama untuk dokumentas dan izin berpamitan untuk pulang dan dirasa iinformasi telah cukup

Fita mengatakan...

Nama : fita ayu Febriyani
Nim : 1708109012
Menurut hasil observasi yang saya lakukan,Sebelum memulai bisnis jamur, sebelumnya Pak Tardi merintis bisnis ternak ayam, lebih spesifiknya ayam broiler selama 17 tahun, Pak Tardi merintis usahanya bersama dengan istrinya. Dari tahun-ketahun usaha yang dipegang oleh Pak Tardi memang lancar namun pada tahun 2011 bisnis ayam broiler mulai dirasa tidak seimbang antara pembelian bibit anak ayam dengan pakan yang dibutuhkan, selain hal itu harga daging ayam pun tidak pasti (seimbang). Setelah bisnis ternak ayam dirasa mulai menurun Pak Tardi mencoba memulai bisnis jamur dengan memodifikasi dari kandang ayam menjadi tempat budidaya jamur yang dimana pada awalnya Pak Tardi menanam jamur merang selama satu tahun lamanya, karena dirasa pemasaran jamur merang itu mahal bisa sampai 2-3 kali lipat dari jamur lainnya dan banyaknya hama yang mengganggu budidaya jamur tiram, selain itu juga dilihat dari skala suhu untuk membudidaya jamur merang di Desa Sindanghayu sendiri menurut Pak Tardi terlalu dingin yang membuat jamur merang menjadi hitam sehingga kurang laku di pasaran.
Kemudian pada tahun 2012 Pak Tardi mencoba untuk menganti jamur merang dengan jamur tiram karena dirasanya harga jamur tiram lebih murah dibanding jamur merang, juga jamur tiram lebih banyak variannya dibanding jamur merang sehingga tidak hanya menghasilkan jamur nya saja bahkan Pak Tardi juga memprosuksi berbagai macam makanan dari jamur tiram sendiri seperti jamur crispy, baso jamur, sate jamur dan masih banyak lagi dan alkhamdulillah dari tahun 2012 sampai sekarang bisnis jamur tiram Pak Tardi sudah berjalan selama 7 tahun dan jumlah prosuksi jamur tiram semakin meningkatMenurut Pak Tardi ketika kita berniat untuk usaha, kita pun harus berani untuk jatuh dan . Untuk lebih mendalami ilmu pertanian Pak Tardi pernah disekolahkan ke Jogja, Lembang, Cianjur untuk mempelajari bagaimana bisnis jamur. Dari disekolahkannya itu Pak Tardi lebih memilih bisnis jamur tiram dibanding bisnis lain karena, bisnis jamur tiram memiliki macam-macam (varian) dibandingkan jamur lainnya selain jamur tiram, selain itu bisnis jamur tiram merupakan usaha yang ramah lingkungan, karena tidak mencemari lingkungan, dan tidak bau.
Dari observasi jamur yg telah dilakukan dapat di deskripsikan bahwa untuk memperoleh jamur tank yang berkualitas memerlukan proses dari mulai penyiraman serpihan kayunya dgn air hangat, pembungkus and pupuknya,hingga suhunya. Begitu pula dengan sistem penjaminan mutu pendidikan apabila ingin memperoleh pendidikan yang berkualitas maka perlu proses berawal dari penerimaan sampai pengarahan yg dilakukan sehingga nantinya akan menjadikan output yg berkualitas

nitarosita mengatakan...

Nama : Nita Rosita
Nim : 1708109024
Pada tanggal 27-04-19 tepatnya hari Sabtu saya dan kawan-kawan MPI 4A berkunjung ke tempat usaha jamur tiram milik BP Tardi yang beralamat di Jln raya Diponegoro, dusun pengambon RT/RW 01/01 , DS Sindang hayu kec Beber kab. Cirebon . Awalnya kami kebingungan dengan alamat tersebut namun kami berusah bertanya tanya kepada warga sekitar . Sesampainya di lokasi kami semua di sambut dengan senang hati oleh para pekerja dan BP Tardi beserta istrinya
Bapak Sutardi sudah memulai usaha budidaya jamur tiram selama 7 tahun yang berlangsung sejak 2012 sampai sekarang. Sebelum beliau merintis usaha budidaya jamur tiram beliau bekerja sebagai petani dan peternak ayam selama 17 tahun, bapak sutardi beralih ke usaha budidaya jamur tiram dengan alasan ingin mencari pengalaman baru dan ingin membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Pada awalnya tempat yang dijadikan sekertariat budidaya jamur tiram sebelumnya merupakan tempat ternak ayam yang dimodifikasi menjadi tempat budidaya jamur tiram. Beliau pernah mendapat pembelajaran mengenai budidaya jamur di Jogja, Lembang, dan Bandung. Sebelum mencoba membudidayakan jamur tiram beliau pernah mencoba membudidayakan jenis jamur merang, namun keadaan suhu dan cuaca didaerah tersebut tidak sesuai dengan jamur merang. Akhirnya bapak Sutardi lebih memilih jamur tiram dengan pertimbangan jamur tiram lebih murah dibandingkan dengan jamur merang, budidaya jamur merupakan usaha yang ramah lingkungan.
Pada tahun 2008 bapak Sutardi dikunjungi oleh Mr Kim dari Australia untuk memberikan program pembelajaran kepada para petani dengan mempelajari potensi yang terdapat di desa tersebut. Beliau dibimbing oleh dinas pertanian provinsi. Kemudian beliau ditarik di bidang kehutanan dikarenakan adanya peraturan presiden pada tahun 2015. Modal awal bapak Sutardi dalam usaha budidaya jamur tiram yaitu dengan cara melakukan pinjaman uang sebesar 10 juta ke Bank BRI untuk membuat tempat budidaya jamur tiram seluas 10 meter dan sisa uang dari peminjaman tersebut sebesar 3 juta. Lalu beliau berusaha mengumpulkan uang untuk memperluas tempat budidaya jamur tiram dengan cara bekerja kembali sebagai petani dan peternak selama 4 bulan. Dengan demikian, beliau bisa membuat tempat budidaya jamur tiram yang lebih luas seluas kurang lebih 35 meter. Jumlah pekerja budidya jamur tiram terdapat 9 orang dengan system gaji borongan. Untuk omset perbulan dari hasil budidaya jamur tiram yang dilakukan yaitu sebesar 30 juta.
Untuk pemasaran budidaya jamur tiram masih dilakukan dalam lingkup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya yaitu kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Brebes, dan Kuningan.Tantangan dari usaha budidaya jamur tiram adalah banyaknya permintaan konsumen tetapi kurang nya produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi. Cara menjaga kualitas produksi yaitu disesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan meyesuaikan konsumen dari jamur tiram, seperti hal nya diwaktu bulan puasa adanya peningkatan konsumen. Akan tetapi, menjelang lebaran permintaan menurun dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang mudik. Selain itu, jamur merupakan tanaman musiman, maka dari ada bulan-bulan tertentu yang mengalami penurunan produksi. Bapak Sutardi bisa mengasilkan jamur tiram sebanyak 27- 30 ton jamur tiram per tahunnya.
Berikut ini cara membuat jamur tiram adalah sebagai berikut:
• 1 karung serbuk kayu
• 2 kg dedek halus
• ½ kg jagung giling
• ½ kg kapur tembok 
Dari observasi jamur yg telah dilakukan dapat di deskripsikan bahwa untuk memperoleh jamur tank yang berkualitas memerlukan proses dari mulai penyiraman serpihan kayunya dgn air hangat, pembungkus and pupuknya,hingga suhunya. Begitu pula dengan sistem penjaminan mutu pendidikan apabila ingin memperoleh pendidikan yang berkualitas maka perlu proses berawal dari penerimaan sampai pengarahan yg dilakukan sehingga nantinya akan menjadikan output yg berkualitas dan bermutu tinggi.

Unknown mengatakan...

Nama : Bagus Adi Sutofo
Nim : 1708109023
Kelas:MPI 4A
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan dengan bapak Tardi yakni seorang pengusaha budidaya jamur tiram di Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber , Kab. Cirebon pada tanggal 27 April 2019. Sebelum memulai bisnis jamur, sebelumnya Pak Tardi merintis bisnis ternak ayam, lebih spesifiknya ayam broiler selama 17 tahun, Pak Tardi merintis usahanya bersama dengan istrinya. Untuk modal pertama yakni berasal dari dalam diri kita sendiri, baik kemampuan maupun kemauan, dan diiringi dengan pinjaman ke bank BRI senilai 10 juta, yang dimana pada awalnya memiliki luas tanah 10 meter, dan sekarang memiliki 30-35 meter. Pada tahun 2011 bisnis ayam broiler mulai dirasa tidak seimbang antara pembelian bibit anak ayam dengan pakan yang dibutuhkan, selain hal itu harga daging ayam pun tidak pasti (seimbang). Setelah bisnis ternak ayam dirasa mulai menurun Pak Tardi mencoba memulai bisnis jamur dengan memodifikasi dari kandang ayam menjadi tempat budidaya jamur yang dimana pada awalnya Pak Tardi menanam jamur merang selama satu tahun lamanya, karena dirasa pemasaran jamur merang itu mahal bisa sampai 2-3 kali lipat dari jamur lainnya dan banyaknya hama yang mengganggu budidaya jamur tiram.
Pada tahun 2012 Pak Tardi mencoba untuk mengganti jamur merang dengan jamur tiram karena jamur tiram lebih banyak variannya dibanding jamur merang sehingga tidak hanya menghasilkan jamur nya saja bahkan Pak Tardi juga memproduksi berbagai macam makanan dari jamur tiram sendiri seperti jamur crispy, baso jamur, sate jamur dan masih banyak lagi dan alkhamdulillah dari tahun 2012 sampai sekarang bisnis jamur tiram Pak Tardi sudah berjalan selama 7 tahun dan jumlah produksi jamur tiram semakin meningkat. Omset yang diperoleh Pak Tardi perbulannya berkisaran 30 juta rupiah.
Pak Tardi ketika kita berniat untuk usaha, kita pun harus berani untuk jatuh dan harus memiliki prinsip untuk bangkit lagi (tidak cepat putus asa). Hukum dari suatu usaha adalah kita tidak akan dihukum/dipenjara, karena sebodoh-bodohnya orang jika SOP-nya dipakai pasti seketika orang tersebut pasti bisa, kata kuncinya jangan meninggalkan SOP. Pada tahun 2008 Pak Tardi didatangi oleh Mr.team dari Australia dari Bank Dunia yang memiliki program di Indonesia yaitu program pembelajaran bagi petani untuk bisa melihat potensi yang ada di desa masing-masing yang membuat beliau bangga dengan kedatangan Mr.team dari Australia tersebut. Untuk lebih mendalami ilmu pertanian Pak Tardi pernah disekolahkan ke Jogja, Lembang, Cianjur. Dari disekolahkannya itu Pak Tardi lebih memilih bisnis jamur tiram karena usaha yang ramah lingkungan. Proses budidaya jamur tiram yaitu : (untuk proses penanaman/pencampuran jamur, yakni 1 karung serbuk kayu, kemudian ditambah 2kg dedek halus, ditambah 1/2 kg jagung giling ((bibit jagung dari f0-f2 yang kemudian dicampur)) 1/2 kg kapur dan kemudian air kurang lebih 60%. Untuk tempat jamur akan tumbuh sesuai dengan kondisi suatu tempat, karena jamur tiram tidak cocok dibudidayakan di daerah yang memiliki suhu panas). Untuk proses kukus untuk menghilangkan jamur liar yang dapat merusak pertumbuhan bibit jamur yakni berlangsung selama 27 hari.
Kaitannya dengan penjaminan mutu adalah dengan sistem penjamin mutu pendidikan yaitu sistem pendidikan yang harus diperhatikan secara sistematis dengan menerapkan tahapan-tahapan yang dimulai dari perencanaan sampai proses yang dilakukannya sebaik mungkin sehingga dapat menghasilkan output (pengeluaran) yang bermutu. Dan mengacu pada 8 standar pendidikan yakni Standar Kompetensi Lulusan,Standar Isi,Standar Proses,Standar Penilaian,Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,Standar Pengelolaan,Standar Sarana dan Prasarana dan Standar Pembiayaan.

Unknown mengatakan...

Nama : Rizki Ramadhan
NIM : 1708109018
Jurusan/smtr : MPI A/4
Mata Kuliah : Sistem Penjamin Mutu Penjamin (Tugas Mandiri)

LAPORAN HASIL STUDY LAPANGAN
Wirausaha Budidaya Jamur Tiram Bapak Sutardi

Pada tanggal 27 April 2019 saya beserta rekan sekelas saya melakukan study lapangan pada wirausaha budidaya jamur tiram yang telah sukses dikelola oleh bapak Sutardi. Kami berangkat bersama-sama ke Dusun Pengampon pukul 12.15 menggunakan kendaraan sepeda motor. Sekitar pukul 13.40 kita sampai di dusun pengampon, karena memang belum mengetahui alamat lengkap lokasi wirausaha budidaya jamur tiraam kita memutuskan untuk bertanya kepada warga dusun pengampon. Akhirnya dengan berbekal arahan dari salah satu warga dusun kita sampai di lokasi budidaya jamur tiram milik bapak sutardi. Lokasi Sekertariat Paguyuban Jamur Tiram Jawa Barat berada sedikit jauh dari pemukiman warga yang mana berada di tengah-tengah persawahan, namun masih bisa ditempuh dengan kendaraan. Setelah sampai tujuan, akhirnya kami bertemu dan disambut hangat dengan bapak Sutardi. Karena saya dan rekan sekelas saya belum melaksanakan sholat dzuhur jadi kami putuskan untuk melaksanakan sholat dzuhur terlebih dahulu di Masjid terdekat sebelum melakukan riset dan wawancara dengan bapak Sutardi. Wawancara dilakukan di Sekertariat Paguyuban Jamur Tiram Jawa Barat yang man kami bisa langsung melihat para pekerja ketika membuat bahan untuk jamur tiram.Bapak Sutardi sudah memulai usaha budidaya jamur tiram selama 7 tahun yang berlangsung sejak 2012 sampai sekarang. Sebelum beliau merintis usaha budidaya jamur tiram beliau bekerja sebagai petani dan peternak ayam selama 17 tahun, bapak sutardi beralih ke usaha budidaya jamur tiram dengan alasan ingin mencari pengalaman baru dan ingin membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar. Pada awalnya tempat yang dijadikan sekertariat budidaya jamur tiram sebelumnya merupakan tempat ternak ayam yang dimodifikasi menjadi tempat budidaya jamur tiram. Beliau pernah mendapat pembelajaran mengenai budidaya jamur di Jogja, Lembang, dan Bandung. Sebelum mencoba membudidayakan jamur tiram beliau pernah mencoba membudidayakan jenis jamur merang, namun keadaan suhu dan cuaca didaerah tersebut tidak sesuai dengan jamur merang. Akhirnya bapak Sutardi lebih memilih jamur tiram dengan pertimbangan jamur tiram lebih murah dibandingkan dengan jamur merang, budidaya jamur merupakan usaha yang ramah lingkungan.
Untuk pemasaran budidaya jamur tiram masih dilakukan dalam lingkup wilayah Ciayumajakuning dan sekitarnya yaitu kota Cirebon, Indramayu, Majalengka, Brebes, dan Kuningan.Tantangan dari usaha budidaya jamur tiram adalah banyaknya permintaan konsumen tetapi kurang nya produksi dikarenakan membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksi. Cara menjaga kualitas produksi yaitu disesuaikan dengan standar operasional prosedur dengan meyesuaikan konsumen dari jamur tiram, seperti hal nya diwaktu bulan puasa adanya peningkatan konsumen. Akan tetapi, menjelang lebaran permintaan menurun dikarenakan banyaknya tenaga kerja yang mudik. Selain itu, jamur merupakan tanaman musiman, maka dari ada bulan-bulan tertentu yang mengalami penurunan produksi. Bapak Sutardi bisa mengasilkan jamur tiram sebanyak 27- 30 ton jamur tiram per tahunnya.
Wawancara selesai pada pukul 14.45, kami tidak hanya mewawancarai bapak Sutardi saja tetapi kami juga diajak berkeliling melihat tempat jamur tiram disimpan. Kami bisa melihat beberapa jamur yang tumbuh dan siap dipetik dan juga bahan jamur tiram yang sudah tidak bisa dipanen namun tetap dikumpulkan untuk didaur ulang. Selesai observasi kami melakukan foto bersama untuk data dokumentasi. Setelah selesai, pukul 15.15 kami memutuskan untuk pamit pulang kepada bapak Sutardi, kami juga tidak lupa mengucapkan ungkapan terima kasih kami kepada bapak Sutardi yang sudah member kasih banyak tambahan ilmu khususnya dalam hal berwirausaha.

Administrasi dan Supervisi Pendidikan

Administrasi dan Supervisi Pendidikan